KakaTriaa Blog
Cerbung BaDai: Mau Tapi Malu part 11

4/27/2013 @ 8:06 PM | 0 Comment [s]


Casts: BaDai and friends

Seperti anak perempuan kebanyakan, kadang apa yg dipikirkannya yg engga bisa untuk diucapkan – mereka lebih memilih untuk menulisnya. Cindai yg iseng menulis tulisan itu yg berharap engga pernah bisa dibaca Bagas namun ketidaksengajaannya kertas graffiti itu berada di kolong sofa dan bisa diliat oleh Bagas.
“Hey kok diem” ujar Bagas menyenggol Cindai
“Gak papa” jawab Cindai
“Yg bener?”
“Iya”
“Malu ya…?” ujar Bagas senyum menatap Cindai
“Kenapa mesti malu!?”
“Iya kenapa mesti malu?”
“Ih siapa yg malu coba!”
“Iya siapa sih yg malu?” ujar Bagas ngeledek
“Ahh bête ah!” ujar Cindai yg semakin bête
“Ciyeeeeeeee bête” ujar Bagas makin ngeledek
“Tau ah!”ujar Cindai makin cemberut
“Hahaha udah ah jangan bête betean” ucap Bagas mulai serius
“Lagian Bagasnya…”
“Ih Bagas kenapa?”
“Ngeledekin mulu”
“Hahaha abis Cindai lucu sih kalo lagi ngambek”
Mereka cuma saling senyum – senyum jujur yg udah tau sebuah kejujuran dari mereka berdua
“Bagas juga malu tau” ujar Bagas
“Malu kenapa?” tanya Cindai
“Malu waktu bilang Bagas sayang sama Cindai” ujar Bagas nunduk
“Hahahaha ciyee…”
“Udah deh”
“Hahaha iya iya” jawab Cindai ketawa
“Terus?”
“Terus apa?”
“Kita?”
“Kita kenapa?”
“Ck… Bagas kan sayang sama Cindai. Cindai juga sayang kan sama Bagas?”
Cindai menjawab dengan anggukannnya
“Terus kita…?” tanya Bagas ragu ragu
“Gas…” ujar Cindai memegang tangan Bagas
“Kejujuran dari perasaan masing masing itu lebih penting daripada hanya sekedar status. Asal kita bisa saling menjaga hati kita satu sama lain – itu udah lebih dari cukup”
Bagas tau persis apa maksud Cindai, dia engga mau segitu gamblangnya mendeklarasikan status hubungannya, baginya yg terpenting adalah saling mengetahui perasaan satu sama lain dan saling menjaganya.
“Janji?” ujar Bagas mengacungkan jari kelingkingnya
“Kok pake janji segala?” tanya Cindai heran
“Udah janji aja, mana kelingking kamu?” tanya Bagas memegang tangan Cindai
“Janji perasaan Cindai cuma buat Bagas ya…” ujar Bagas menatap gadisnya
“Bagas juga harus janji, perasaan Bagas engga boleh untuk orang yg lain”
“Janji!”
“Janji!”
Janji anatara dua orang yg saling mengasihi – berjanji untuk terus menjaga perasaan mereka.

Pagi ini begitu cerah – sangat cerah dibandingkan hari hari selama Cindai di Jakarta. Semuanya terlihat begitu Indah, wajah pun engga pernah bisa untuk engga senyum. Membereskan semua keperluan sekolahnya dan bergegas ke sekolah. Saat ini Bagas salah satu alasan yg membuat bersekolah menjadi lebih bersemangat. Walaupun tugas sekolah segunung namun saat memikirkan kembali alasan dia ke sekolah rasanya tugas tugas itu pun tidak terlihat seperti gunung – mungkin terlihat seperti gunung tapi gunung yg indah – penuh pohon pohonan yg bisa memperindah dunia.
Pemikiran yg gak jauh berbeda, walaupun hari ini adalah hari penentuan siapa yg menjadi ketua osis tapi buat Bagas itu bukan menjadi hari yg patut untuk ditegangkan. Kali ini pikiran dan hati nya berjalan bersinergi, hati dan pikirannya yg keduanya dalam keadaan positif membuat apapun yg diliatnya terlihat sama indahnya dengan hatinya sekarang.
“Pagi” sapa ceria Bagas menghampiri Cindai di halte bis
“Pagi juga” jawab Cindai senyum
“Apa kabar?”
“Apaan sih gas, jayus banget” jawab Cindai ketawa
“Tapi suka kan?” jawab Bagas juga dengan tertawanya
“Eh udah dateng bis nya” ujar Cindai melihat bisnya udah terlihat dari kejauhan sana
“Yuk” ajak Bagas menaiki bis mereka
Ingin rasanya perjalanan ke sekolah diperlama, biar bisa lama lama buat mereka saling berdekatan. Namun kata orang memang benar, apapun yg kita lakukan selama bersama orang yg kita sayangi – jam akan berputar lebih cepat dan kencang.
“Wah udah nyampe aja” ujar Bagas melihat bis memasuki area sekolah
“Emang mau lama lama?” tanya Cindai
“Kalo sama Cindai sih engga papa” ujar Bagas membisiki ke telinga Cindai
“Yeee” respon Cindai malu malu
Kebersamaan mereka saat itu cuma sampai itu aja, Bagas ke ruang kelasnya begitu juga dengan Cindai. Cuma untuk hari ini, kegiatan belajar mengajar cuma setengah hari saja, sisanya dipakai untuk perhitungan suara pemilihan ketua osis yg diadakan di lapangan sekolah secara terbuka dan transparan.
“Ya ampun lupa belom ngerjain tugasnya Bu Okky nih” ujar Cindai di kelas – baru menyadari hal yg terlupakkan nya itu
“Ih kok bisa?” tanya Novi
“Iya lupa banget”
“Gak biasanya….” ucap Novi masih engga percaya
“Udah ngeliatinnya gak usah begitu!”
“Haha lagian aneh banget! Eh ndai, kamu lagi seneng ya? sumringah banget pagi ini” tanya Novi
“Hehee biasa aja. Aduh gimana dong nih?” Cindai mengalihkan pembicaraan
“Ada apa sih?” tanya Gilang dari belakang meja
“Belom ngerjain tugasnya bu Okky nih lang” jawab Cindai
“Yaudah… palingan juga engga dikumpulin. Lagian bu Okky kan pelajaran terakhir”
“Lah emang kenapa kalo pelajaran terakhir?”
“Duh Cindai… kan mau ada perhitungan suara secara terbuka di lapangan” ujar Novi
“Oh iya bener bener! Hahaha lupa aku”

 ***

FATAH
JOSIA
BAGAS
FATAH
BAGAS
BAGAS
Ya seperti itulah perhitungan suara di lapangan. Anak anak sangat excited sekali melihat penentuan itu – tak terkecuali Cindai. Dia dan anak anak udah berkumpul di lapangan dari tadi untuk melihat perhitungan itu, anak anak dari kelas lain juga gitu – semuanya kumpul menjagokan perwakilan kelasnya.
Memperoleh suara yg beda tipis antara Bagas dan Fatah – hanya berbeda dua suara. Namun dua suara itu yg membuat Bagas menjadi ketua osis yg baru. Anak anak bersorak sorai gembira, semua anak anak udah yakin kalo Bagas akan memenangkan pemilihan itu karena perubahan image Bagas yg membuat anak anak sekarang lebih respect oleh nya. Tapi juga dari visi misi yg dibuat Bagas, dapat menarik anak anak untuk memilihnya.
“Selamat ya gas” ucap anak anak mading
“Iya makasih ya” jawabnya senyum
“Hai Bagas….” Ujar Chelsea datang menghampiri kerumunan anak anak mading
“Selamat ya gas” ujar Chelsea mengajak bersalaman
“Iya thanks ya chel” jawab Bagas menyambut salaman Chelsea
“Eh ke kantin yuk, ngerayain ini!” ajaknya
Cindai yg melihat kejadian itu langsung berubah ekspresi, wajah bête dan cemburunya sangat dimengerti Bagas yg saat itu melirik kearah dia
“Aduh sorry chel, gue sama anak anak aja”
“Ih kamu kok sekarang jadi main sama mereka sih?!”
“Yeee emang kenapa?! Suka suka Bagas mau main ama siapa!” ujar Salma agak meninggi
“Yee gue gak ngomong sama elu!” jawab Chelsea
“Udah udah ah!” ujar Bagas
“Ayooo gas” pinta Chelsea menggandeng tangan Bagas
Cindai engga merespon apapun melihat kejadian itu, wajahnya cuma bête sebete-betenya. Berharap Bagas tau betul apa yg ada di hatinya dan sepertinya Bagas memang tau…
“Sorry chel, gue sama anak anak aja!” ujap Bagas tegas
“Ih Bagas kok gitu sih, gak punya perasaan banget!” ujar Chelsea ngambek
“Emang! Karena perasaan gue udah dimiliki orang lain…” ujar Bagas yg membuat kaget Chelsea, anak anak juga Cindai

-bersambung-

Label: ,



Older Post | Newer Post
Navigations!

Refresh About Cerpen Cerbung


Let's Talk!

Followers!


message?


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : Tria