KakaTriaa Blog
Baby part 8

6/07/2013 @ 7:30 PM | 0 Comment [s]

Casts: BaDai

Previous part:
Akhirnya Cindai hari ini bisa sekolah lagi, seneng banget rasanya menikmati sekolah. Baru sadar ternyata seenak enaknya home schooling tetep aja lebih enak public school kayak gini. Banyak teman teman, suasanya engga bosenin bahkan ngangenin. Dan salah satu hal yg buat nya kangen itu, suasana kelas dan Chelsea. Udah lama dia engga ketemu sahabatnya itu.
“Chelsea apa kabar ya?” gumam Cindai menuju ruang kelas
Berjalan menuju kelas dengan excited, berharap Chelsea akan surprise melihat kedatangan Cindai karena udah cukup lama juga engga mereka engga saling ketemu. Di ambang pintu kelas, bersiap untuk masuk...
“Bagas? Chelsea?!” ucap Cindai kaget dan sangat kaget
Dilihatnya Bagas dan Chelsea dekat sekali di kelas, sepertinya bukan dekat sebagai teman. Mereka duduk berdua, becanda dan tertawa – duduk sebelahan dengan lengan Bagas ada di belakang pundak Chelsea, seperti orang merangkul dan sepertinya juga itu udah cukup jelas membuktikan kalau mereka pasti ada apa apa. Cindai kaget melihatnya, yg tadinya berharap mereka akan kaget melihat kedatangan nya eh justru sebaliknya. Rasa moodnya kini langsung drastic down, engga ada lagi semangat yg meluap luap seperti beberapa menit yg lalu…
--- 

“Cindai?!” ucap Bagas sontak berdiri melihat Cindai di depan pintu
“Cindai…?” tambah Chelsea
Berusaha tegar walaupun perasaan berkecamuk, Cindai menghampiri mereka…
“Kalian?!”
“Engga ndai, aku bisa jelasin semuanya” Bagas berkelit
“Udah udah engga usah! Yg tadi udah bisa menjawab semuanya kok!” kata Cindai
Sudah tak kuasa melihat mereka, setelah menaruh tas, Cindai bergegas pergi – engga tahan melihat pemandangan yg bisa dibilang unbelievable itu. Seorang sahabat nya sendiri bisa sebegitu teganya mengkhianati dirinya. Tadi pun Chelsea engga bisa ngomong apa apa atau emang engga mau ngomong apa apa. Entah lah tapi yg jelas Cindai engga mau lagi melihat mantan sahabatnya itu.
Bagas mengejar Cindai di belakang, dilangkahkannya kaki itu dengan cepat dan lebih cepat…
“Ndai tunggu!!!” teriak Bagas
“Ndaiiiii Cindaiiiii” kini teriakannya lebih keras
“Ndai tungguu…” ucap Bagas berhasil menghentikkan Cindai dengan memegang lengannya
“Bentar ndai, dengerin penjelasan aku dulu” kata Bagas
“Penjelasan apa?”
“Aku tuh engga ada apa apa sama Chelsea”
“Oya? Terus kemana aja kamu belakangan ini?”
“Oh itu maaf ya ndai, aku sibuk belajar, kan mau ujian”
“Oooo udah? Ok!” kata Cindai dan pergi
Bagas kembali memegang lengan Cindai, mencegah nya untuk tidak pergi…
“Kok kamu gitu ndai?” ucap Bagas
“Ya kamu juga begitu sama aku!!!” ucap Cindai lebih keras sambil mendorong tubuh Bagas
Cindai pergi dengan mata berkaca kaca, meninggalkan Bagas masih tertegun di tempatnya.
***

Situasi di kelas hari ini benar benar engga enak. Cindai memutuskan untuk pindah duduk – engga mau lagi satu meja dengan Chelsea. Chelsea juga engga menolak apapun. Entah emang karena ngerasa bersalah atau apa tapi setelah kejadian tadi pagi dia cuma diam dan diam. Engga ada satu kata pun untuk ngejelasin semuanya ke Cindai – dengan sikap Chelsea seperti itu bisa disimpulkan kalo dia memang engga perlu klarifikasi apapun, mungkin itu memang kejadian yg sebenar benarnya.
Namun rasa penasaran dan ketidakpercayaan Cindai benar benar menganggu nya. Dia butuh klarifikasi dari sahabatnya itu. Dia berusaha mencoba memintainya penjelasan sesaat setelah bel istirahat…
“Chelsea aku mau ngomong sama kamu” kata Cindai di depannya
Chelsea cuma mengangguk pasrah…
“Mau ngomong dimana?” katanya
“Di perpus aja!” saran Cindai
Menuju perpus pun engga ada salah satu diantara mereka yg berbicara. Cindai jalan lebih dulu seperti engga mau langkahnya sejajar dari sahabatnya. Di perpus, bisa menjadi tempat yg kondusif – tenang dan sepi. Sangat tepat untuk mereka berbicara empat mata…
“Sekarang kamu jelasin chel, ada apa sebenernya?” tanya Cindai membuka percakapan
Chelsea hanya diam dan menunduk, belum terlontar jawaban dari dia…
“Jawab chelllll!!!!!!!” kata Cindai gregetan
“Iya aku suka sama BAGAS!!!!” jawabnya tegas
“Hah?” respon Cindai tak percaya
Dunia Cindai rasanya saat itu berakhir, seperti mendengar petir di siang hari – tak percaya seorang sahabat yg sangat dipercayanya bisa menyukai seseorang yg sama. Mungkin inikah yg disebut pengkhianatan...
“Maafin aku ndai… aku juga engga tau bagaimana awalnya. Mungkin saat dia intens memberiku cokelat untuk ngedapatin info info tentang kamu” ucap Chelsea berkaca kaca
“Tapi kamu kan tau kalo aku juga suka sama dia chel…” ujar Cindai
Chelsea engga menjawab, masih dengan ketertundukannya…
“Oh aku ngerti sekarang, pantesan saat aku mau jalan sama Bagas kamu engga pernah setuju. Jadi ini alasannya?” tanyanya
“Kamu jahat Chelsea…” tak sadar ucapannya bisa meneteskan air mata
Cindai hanya melihat Chelsea dalam, sinis dan penuh makna - diliatnya Chelsea menangis di hadapannya dan melihat sekeliling yg nampaknya orang orang sudah mulai aneh lihat mereka berdua saling menangis.
Cindai meninggalkan sahabatnya itu sendiri di perpustakaan. Menuju tempat yg dia belum tau. Pikirnya ingin cepat cepat pulang, engga mau lagi di sekolah yg kemungkinan besar bisa ngeliat Bagas dan Chelsea.

Akhirnya waktu yg ditunggu pun datang, bel pulang udah dibunyikan. Bergegas membereskan semua buku buku yg di meja, menuju keluar sekolah yg udah ditunggu oleh papa. Meninggalkan kelas yg masih rame dengan anak anak, Cindai berjalan keluar dengan tergesa gesa – berharap engga ada yg melihatnya di koridor yg masih sepi itu namun…
“Ndai!!!!!” teriak seorang yg suaranya tak asing lagi
Cindai engga menoleh ke arah suara itu, masih berkutat dengan langkah seribu nya…
“Ndaii tunggu!!!” teriak lagi yg kali ini sudah semakin mendekat
“Hey hey hey tunggu bentar…” kata Bagas mencegat langkah Cindai
Terdengar suara ngos ngos’an, wajah kecapean dan pastinya keringetan. Bagas menjegat jalan Cindai dan menghalangi jalannya…
“Tunggu bentar ndai… kamu kenapa sih?” tanya nya
Cindai engga menjawab hanya melihat seseorang yg tepat berada di hadapannya dengan sinis…
“Kan tadi aku udah jelasin, aku engga ada hubungan apa apa sama Chelsea!” katanya
“Tapi Chelsea suka sama kamu?!” ujar Cindai dan beranjak pergi
“Hah?!” respon Bagas kaget
Kembali Bagas beranjak mengejar Cindai untuk menyamai langkah nya…
“Ya aku mana tau kalo dia suka sama aku” ujarnya
Cindai masih berjalan dengan langkah seribunya, tak menoleh sedikit pun dan tak merespon apapun…
“Yg penting kan aku engga punya perasaan apa apa sama dia!” ucapnya lagi
Kini Cindai menghentikan langkahnya…
“Udah deh gas, terserah deh kamu mau deket sama siapa kek. Toh kita engga punya hubungan apa apa kan?” ujar Cindai sangat menyakitkan
“Hah?!” respon Bagas sangat kaget dan tak percaya
Cindai pergi meninggalkan Bagas, meninggalkan Bagas dengan kebingungannya dan tanda tanya besar di otaknya. Berjalan cepat menuju mobil papa dengan perasaan yg gak karuan, berharap papa engga akan menanyainya apapun di mobil yg bisa saja menambah parah bad moodnya itu.
Bagas masih berdiri di tempatnya, masih kaget mendengar omongan dari seseorang yg belakang ini dekat dengannya. Seolah tak percaya, pikirnya apakah kedekatannya dengan Cindai belakangan ini hanya fantasi nya saja? Jawabannya hanya ada di seseorang itu, melihat Cindai dari jauh yg saat itu mobilnya sudah beranjak melaju.
***

Setelah kejadian itu hubungan mereka merenggang, hubungan Cindai dengan Bagas dan hubungan Cindai dengan Chelsea. Cindai masih engga ngomong sama Chelsea dan dia juga masih menghindar dari Bagas. Hubungan ini jadi sangat tidak enak. Didengarnya juga Bagas dan Chelsea sekarang engga saling menyapa – engga tau kenapa tapi anak anak yg lain pada bilang seperti itu ke Cindai.
Telpon dan sms Bagas kali ini sama sekali engga direspon oleh Cindai. Seperti yg sudah tau jadwal jadwal Bagas menelpon dan meng’sms – Cindai mematikan handphone nya itu tentunya bertujuan untuk tidak diganggu dengan seseorang yg masih dengan sabar meminta maaf darinya.
Di sekolah menjadi satu satunya tempat untuk Bagas bertemu Cindai dan memintainya kejelasan…
“Ndai, tunggu” ujarnya
“Please ndai jangan kayak gini sama aku”
“Aku tau aku salah”
Cindai masih konsen dengan langkahnya di koridor dan sama sekali tak mempedulikan seseorang di sampingnya itu…
“Aku tau lagi kamu bohong kan pas bilang kita engga ada apa apa” Bagas masih mengajak berbicara
“Kalo emang kamu engga suka ngapain kamu mau jalan bareng aku”
“Ya kan ndai?”
“Jawab ndai?!”
Dan Cindai menghentikan langkahnya, melihat Bagas yg masih sabar mengajaknya ngomong itu…
“Gas, cukup! Engga usah kayak gini lagi!” ujar Cindai
“Yaa abisnya kamu yg buat aku kayak gini” jawab Bagas
Cindai tak menjawab dan kembali melanjutkan jalannya menuju kelas…

-bersambung-

Label:



Older Post | Newer Post
Navigations!

Refresh About Cerpen Cerbung


Let's Talk!

Followers!


message?


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : Tria