KakaTriaa Blog
Baby part 13

6/13/2013 @ 4:07 PM | 0 Comment [s]

Casts: BaDai

Hari ini hari minggu, libur dan istirahat sejenak dari rutinitas sekolah yg kadang bisa dibilang membosankan – menghadapi pelajaran yg itu itu aja, duduk di bangku yg sama, tata letak juga engga berubah ubah mungkin dari semua hal yg membosankan itu cuma Bagas yg selalu dijadikan alasan untuk bersemangat ke sekolah. Bagas juga sama seperti itu, kalo yg tadinya dia cuma bisa mengenal Cindai dari info info yg dia dapet kini dia bisa jauh lebih mengenal dan dekat dengan Cindai – mungkin sekarang tugas dia cuma satu, bagaimana bisa memenangkan hati papa Cindai.
Terdengar deringan telpon masuk kehandphone Cindai di minggu pagi…
“Hallo” sapa Cindai
“Pagi cantik…” sapa Bagas
“Pagi juga ganteng…” balas Cindai
“Ada acara gak hari ini?”
“Kenapa emang?”
“Jalan yuk…”
“Kemana?”
“Kemana aja lah…”
“Hmm…”
“Kenapa?”
“Berdua doang? Entar alasan ke papa apa ya?” ujar Cindai ragu
“Hmm yaudah ajak Difa aja” saran Bagas
“Oh iya iya, ajak anak satu itu aja ya. Eh kamu juga harus ajak Chelsea”
“Hah? Kok Chelsea sih?”
“Difa pasti engga mau kalo jalan cuma bertiga doang”
“Hmmm” Bagas berpikir
“Gas?”
“Yaudah deh, entar aku hubungi Chelsea dulu ya. Mudah mudahan aja dia bisa”
“Nah gitu dong… aku siap siap dulu ya. Ketemu 2 jam lagi, ok?”
“Iya princess, dandan yg cantik ya hehe” ujar Bagas

Sudah jam yg ditentukan, sudah di tempat yg ditentukan juga. Sudah ada Cindai dan Difa yg lagi nunggu seseorang datang. Berkali kali melihat jam tangannya, Cindai juga berkali kali ngecek handphonenya.
“Udah deh entar juga dateng” kata Difa
“Tapi kok lama ya?”
“Eh ndai, bener kan Chelsea ikut juga?”
“Iya fa, aku suruh Bagas buat ajak Chelsea juga kok”
“Yess!” respon Difa kegirangangan
“Eh kemarin gimana sama dia di kantin?” tanya Cindai kepo
“Ah biasa aja ndai, Chelsea lebih banyak diem kayak orang bingung”
“Oya? Terus engga ngobrol ngobrol dong?”
“Ya ngobrol lah, aku kasih aja cerita cerita lucu eh dia ketawa”
“Hahaha iya Chelsea emang gitu orangnya, semangat ya!”
“Pasti!”
Orang yg lagi diomongin pun datang, sontak Difa kaget melihatnya…
“Eh chel” ujar Difa
“Hay chel” sapa Cindai
“Sorry nunggu lama ya… maaf ya abis Bagas ngasih tau nya juga dadakan sih” alasannya
“Gak papa, nah sekarang Bagas mana?” tanya Cindai
“Tadi sih masih di parkiran, aku di suruh duluan ke sini” tambahnya
“Oh gitu… eh kamu udah makan?” tanya Difa
“Belum fa”
“Sebelum muter muter kita makan dulu yuk” ajak Difa
“Terserah aja sih” respon Chelsea
“Yaudah yuk, Bagas entar suruh nyusul aja ndai” saran Difa
Cindai kaget mendengar saran Difa yg menurutnya hanya enak di dia…
“Apa apaan sih Difa, udah ketemu Chelsea aja begitu” gumam Cindai dalam hati
Mereka jalan bertiga, Difa dan Chelsea jalan duluan. Layaknya seorang sahabat yg saling memahami satu sama lain, Cindai engga mau ganggu plan Difa yg mau pedekate dengan Chelsea. Cindai pun akhirnya ngikutin mereka di belakang dengan ekspresi yg agak bête.
Namun tiba tiba ada sesuatu yg menggelapkan matanya…
“Eh siapa sih?!” responnya kaget
“Tebak siapa?” tanya seorang itu
“Bagas!”
Cindai melirik ke belakang dan memang Bagas yg menutup matanya tadi…
“Ih Bagas… poni nya jadi berantakan kan” cibir Cindai
“Segitu nya… sini sini aku benerin”
Bagas merapikan poni Cindai, kali ini engga cuma merapikan poni nya aja – dia juga membelai rambut Cindai yg panjang hitam dan lurus itu…
“Udah cantik…” ucap Bagas
“Kok lama banget sih?”
“Hehe maap, ke toilet dulu tadi” alasannya
“Yg lain mana?” tambahnya
“Difa Chelsea udah jalan duluan tadi”
Bagas mengangguk ngerti akhirnya dia tau kenapa Cindai bête nunggu dirinya. Dikacangin oleh siapapun tak terkecuali Difa dan Chelsea engga ada yg bilang itu enak. Bagas mengulurkan kelima jemarinya, mengajak ingin saling berpegangan dan dibalas oleh Cindai.
Mereka berjalan saling melirik satu sama lain, senyum engga pernah lepas dari wajah mereka. Seperti menganggumi satu sama lain, Bagas yg menganggumi Cindai hari ini berpakaian manis dan sangat cantik begitu juga Cindai yg menganggumi Bagas hari ini terlihat berbeda dengan jaketnya yg terlihat pas di tubuhnya.
“Terus mau kemana kita?” tanya Bagas
“Tadi Difa ngajak makan, palingan di resto itu”
“Kok kamu tau?”
“Iya resto kesukaan aku sama Difa”
“Ooooooooooohhhh…” respon Bagas jealos
Cindai tau kenapa respon Bagas seperti itu, dia melepaskan genggaman Bagas dan melingkarkan lengannya ke lengan Bagas – bak seperti pasangan pasang di red carpet yg saling bergandengan satu sama lain.
Di restaurant yg udah jadi tempat mereka berkumpul, sudah ada Difa dan Chelsea di sana yg udah memesan meja…
“Ndai…” teriak Difa dari jauh sambil melambai lambaikan tangannya
“Eh tuh mereka, yuk” ajak Cindai ke Bagas yg mereka sudah tidak saling menggandeng ataupun menggenggam
Duduk di meja yg cukup besar untuk berempat, mereka kini duduk berhadap hadapan. Bagas menghadap Cindai dan Chelsea tentunya menghadap Difa. Dengan kata lain, Cindai di samping Difa dan Bagas di samping Chelsea. Engga semua posisi enak sih, Bagas engga suka ngeliat Cindai duduk di samping Difa sementara Cindai juga engga begitu suka ngeliat Bagas duduk di samping Chelsea tapi kayaknya terlalu egois untuk memperdebatkan soal posisi duduk – toh pada akhirnya mereka ke sana untuk makan bukan untuk mempermasalahkan duduk di dekat siapa atau di samping siapa…
“Mau makan apa?” tanya Bagas dan Difa barengan ke orang yg berbeda
Mereka saling pandang dan tertawa…
“Mau pesen apa ndai?” tanya Bagas ke Cindai
“Mau pesen apa chel?” tanya Difa ke Chelsea
Mereka saling memesan makan yg ingin dipesan. Sambil menunggu order mereka datang, sering juga Cindai melihat ke arah Chelsea, mungkin untuk memastikan apakah dia baik baik saja di situasi seperti ini. Kadang Chelsea engga tau mesti ngomong apa dan berbuat apa, dia juga engga berani melirik orang di sampingnya itu – dia lebih banyak diam. Untung ada Difa di sana yg mencoba untuk terus mengajak ngobrol.
Pesanan pun datang, bukan main course sih lebih ke appetizer atau hidangan pembuka dan minumannya. Saat sedang mengambil minumannya masing masing, tak terkecuali Chelsea yg saat itu mengambil minumannya yg ada di deket Bagas – entah bagaimana mula nya minuman segelas orange juice yg dipegangnya itu jatuh dan menumpahi celana dan jaket Bagas. Dan sontak mereka semua kaget…
“Ya ampun…” ucap Bagas langsung beranjak dari duduknya
“Ahhh sorry sorry gas…”
Chelsea langsung mengambil beberapa tissue untuk mengelap meja itu…
“Sorry ya gas…” kata Chelsea ke Bagas yg udah duduk kembali
Kembali Chelsea mengambil beberapa tissue untuk mengelap dan membersihkan celana dan jaket Bagas dari tumpahan minumannya. Seperti orang yg benar benar menyesal dan panic, dia terus membersihkan itu tanpa memikirkan ada Cindai dan Difa juga di sana. Tissue yg diliatnya udah abis kini digantikan dengan sapu tangan pink nya masih untuk tetap membersihkan Bagas…
“Sorry ya gas…”
“Gara gara gue teledor jadi basah gini”
“Mesti dikeringin dulu biar engga masuk angin” ujar Chelsea masih sibuk membersihkan Bagas
Difa hanya begong ngeliatin Chelsea sebegitu perhatiannya sama Bagas tapi engga sebengong Cindai yg ngeliat pemandangan itu tepat di depan matanya. Dia engga tau mau berbuat apa, yg di depannya itu orang yg disukainya tapi yg dari tadi membersihkannya itu sahabatnya. Dia hanya diam, diam dan dengan berekspresi sejelek jeleknya orang berekspresi ya ekspresi orang lagi cemburu.
Bagas melihat Cindai dan sangat mengerti dengan perasaanya saat itu…
“Udah chel gak papa, gue bersiin sendiri aja” ucap Bagas
“Udah gas gak papa, ini gue yg salah kok” alasan Chelsea
“Udah chel gak papa!” Bagas memegang tangan Chelsea agar menyudahinya
Cindai masih memperhatikan pemandangan itu, rasanya hatinya benar benar sakit sekali. Difa melirik Cindai di samping, dia tau perasaan sahabatnya itu. Difa juga engga habis pikir sama Chelsea yg begitu reflek nya buat bersihin Bagas dari tumpahan minumannya itu.
Bagas kini mengambil sapu tangan Chlesea yg dipake untuk membersihkan dirinya dan Chelsea sepertinya sudah menyadari apa yg dilakuinnya itu. Ngelakuin hal yg berlebihan di depan sahabatnya sendiri – di depan sahabat yg menyukai orang yg dibersikannya itu. Chelsea langsung diam dan tertunduk di bangku nya, engga terlontar satu kata pun. Rasa bersalah kini besar ada di hatinya.

-bersambung-

Label:



Older Post | Newer Post
Navigations!

Refresh About Cerpen Cerbung


Let's Talk!

Followers!


message?


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : Tria