KakaTriaa Blog
Cerbung BaDai: Mau Tapi Malu part 3

4/20/2013 @ 6:57 PM | 0 Comment [s]


Casts: BaDai and friends

Malam itu bener bener terjadi kekacauan di pikiran Bagas. Engga pernah sebelumnya dia seperti ini. Kadang ini membuatnya kesal, ketika kangen sama seseorang tapi engga tau mesti berbuat apa. Engga jarang juga dia suka ‘membodohi’ dirinya sendiri, seperti malam ini…
“Aduh bodoh banget sih gue, ngapain tadi gue tutup segala” ucap Bagas
“Tapi lumayan bisa denger suara dia, walaupun cuma dikit”
“Ah tapi belom puas!”
“Apa sms aja ya?”
“Duh sms apaan ya?”
“Yg biasa aja dan gak menggambarkan perasaan gue”
“Apa ya kata katanya?”
Bagas ngomong sendiri di depan cermin, dan masih berantem dengan perasaannya dan juga gengsinya. Akhirnya dia putuskan untuk sms aja, ya s-m-s, seperti kepanjangannya; Short Message Service.  Message yg bener bener Short; seperti…
“Mlm” itu sms dia ke Cindai
Agak lama Bagas menunggu balasan Cindai. Sampe dia bête dibuat menunggu. Pengen menyesali apa yg udah dia lakuin tapi seketika itu penyesalannya pun engga jadi saat mendengar balasan sms dari Cindai.
Di sisi lain, Cindai yg belum tau itu nomer siapa, juga membalas engga kalah pendeknya
“Who?”
Bagas membalas;
“Bgs”
Dan seperti ini sms antara Cindai dan Bagas yg bisa dibilang agak stupid…
“?”
“Bodoh”
“Hah?!”
“Bagas!”
“Oh”
“Gi apa?”
“Nothing”
“Udh mkn?”
“Udh. U?”
“Udh”
“Knp?”
“Gpp”
“Kpn blk?”
“Blm tau”
“Oh”
“(y)”
“Gud nite”
“Nite”
“:)”
“:)”
Sms yg gak ada tujuannya dan engga tau mau dibawa kemana percakapannya – agak stupid kalo diliat dari sms mereka tapi engga juga tuh buat mereka. Cindai maupun Bagas senyum senyum sendiri menerima dan mengirim sms sms itu. Kadang akal sehat bisa menyampingkan perasaan memang.

***

Pagi ini agak mendung, langit Jakarta diliputi awan awan gelap tapi berbalik dengan keadaan Bagas – dia lebih sumringah dibandingkan hari kemarin, seperti dapet suntikan vitamin C yg mujarab. Lebih semangat buat sekolah hari ini.
“Pagi” dia menyapa anak anak di kelasnya
Anak anak di kelasnya heran bukan kepalang, mereka melihat Bagas seperti ‘the new Bagas’ – keanehan itu juga dirasakan sama Chelsea. Chelsea yg penasaran, mendekati Bagas
“Pagi gas, duh ceria banget. Kenapa?” tanya Chelsea
“Hmmm kepo banget ya?” jawab Bagas
“Ihhh nyebelin banget sih!”
“Hehehe”
“Kenapa sih gas?”
“Gak papa” jawab Bagas senyum senyum

Di Manado, Cindai gak kalah sumringahnya. Saat sarapan dia sering senyum senyum sendiri. Itu juga membuat mama nya curiga
“Ndai kamu kenapa?” tanya mama Cindai
“Ah? Gak papa ma” jawab Cindai senyum
“Kok senyum senyum gitu”
“Ah masa?”
“Iya”
“Perasaan mama doang kali hehe”
Mama Cindai hanya menggeleng-gelengkan kepalnya, melihat keanehan pada pola tingkah gadisnya.

Kembali ke Jakarta, melihat suasana suasana yg lebih ceria di kaca mata Bagas. Apapun yg dia lihat terlihat begitu menarik. Bahkan pohon tua yg udah layu yg sering dibilang pohon angker di sekolah pun terlihat seperti pohon rindang yg bisa untuk berteduh dari teriknya matahari. Berjalan menyelusuri koridor, melihat anak anak berlalu lalang, becanda sani sini membuat Bagas tambah ceria. Menuju ruang mading untuk berbagi kebahagiannya pada anak anak mading.
“Hay semua!” sapa Bagas ketika masuk ke ruang mading
“Hay!” jawab anak anak serempak
“Hey hey hey… kayaknya ada yg lagi seneng nih!” ujar Gilang
Bagas cuma membalas dengan senyum manisnya
“Kenapa gas?” tanya Novi
“Engga papa” jawab Bagas senyum
“Eh gimana udah nelpon Cindai?” tanya Difa penasaran
Bagas cuma menggeleng-gelengkan kepalanya juga masih tetap tersenyum
“Terus lu kenapa senyum senyum gitu?” tanya Gilang penasaran
“Ah engga papa” jawabnya lagi
Ingin melihat kembali sms sms yg semalam, Bagas membuka handphone nya – dia scroll down dan scroll up buat liat semua sms yg dikirim ataupun diterimanya. Gilang yg melihat itu, perasaan kepo nya pun menggeliat, ingin tau apa yg diliat Bagas. Gilang merampas handphone yg dipegang Bagas daritadi, dan melihat nya…
“Oh I see, I see…” ujar Gilang
“Eh lang apaan sih, balikin gak?!” bentak Bagas
“Apaan lang?!” tanya anak anak
“Jadi ini yg ngebuat temen kita dari tadi senyum senyum sendiri” ujar Gilang manggunt manggut
“Emang apaan lang?” tanya Salma
“Nih liat aja sendiri” Gilang menyodori handphone Bagas pada anak anak, namun Bagas engga tinggal diam – dia langsung merebut handphone nya kembali
“Yaaaahh Bagas…” teriak anak anak
“Hehehe kepo banget ya?” ledek Bagas
“Apaan sih lang tadi di emponya?” tanya Difa
“Hahahaha telat lu ah” jawab Gilang
“Yeeeeeeeeeeeeeeeee…” anak anak kompak
Terlepas dari kepengentauan anak anak terhadap apa yg ada di empon Bagas, Novi yg daritadi sibuk membuat pengumuman akhirnya udah selesai. Pengumuman tentang pemilihan ketua osis periode baru pun jadi, segera untuk ditempel di mading koridor depan.
“Yes! Tempel dimana ya ini?” tanya Novi pada anak anak sambil memperlihatkan hasil kerjanya
“Taro di tempat yg bisa langsung dibaca nov” jawab Gilang
“Tuuuull” di’iyakan oleh anak anak
“Eh apaan tuh?” tanya Bagas penasaran
“Lu gak tau?! Ya ampun, apa sih yg lu tau gas?! Hahaha” ujar Salma
“Yeeee” jawab Bagas
“Itu pemilihan ketua osis gas” jelas Difa
“Oh” jawab Bagas tanpa ekspresi

Melihat pengumuman itu, terlintas Bagas teringat pada kata kata Cindai saat dia belum pergi. Cindai pesan saat dia kembali nanti, dia berharap Bagas bisa jadi lebih bermanfaat buat dirinya dan orang lain tentunya. Seketika itu Bagas berpikir, mungkin kalo dia bisa jadi sesuatu di sini – dia bisa jadi bermanfaat buat orang lain. Dan itu bisa menepati harapan Cindai padanya. Bagas yg langsung interest terhadap pemilihan itu, langsung bertanya…
“Hey caranya gimana buat jadi ketua osis?” tanya Bagas pada Novi sesaat sebelum dia beranjak ruang mading untuk menempelkan pengumuman itu.

-bersambung-

Label: ,



Older Post | Newer Post
Navigations!

Refresh About Cerpen Cerbung


Let's Talk!

Followers!


message?


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : Tria