KakaTriaa Blog
Baby part 10

6/10/2013 @ 5:31 PM | 0 Comment [s]

Casts: BaDai

Hari ini di sekolah akan ditemukan hal yg engga biasa. Difa sudah didaftarkan sekolah di sekolah yg sama dengan Cindai. Karena komplek perumahan mereka sama, alhasil Cindai dan Difa hari ini berangkat bareng atau mungkin juga seterusnya bakal berangkat bareng. Papa Cindai udah percaya dan dekat dengan Difa, jadi dia rela rela aja menitipkan putrinya itu ke Difa.
Difa pun bagi Cindai engga cuma sahabat, dia bisa merangkap menjadi saudara, kaka juga adik. Masalah Cindai akhir akhir ini di sekolah pun, udah diceritakannya dari awal sampe akhir ke sahabat cowonya itu…
“Kamu engga boleh egois ndai” ucap Difa
“Egois kenapa?” tanya Cindai
“Emang perasaan suka bisa diatur apa?”
“Maksudnya?”
“Ya iyalah, kalo aja sahabat kamu itu bisa milih pasti dia juga engga akan menyukai orang yg sama”
“Terus?”
“Ya kamu maafin lah dia toh seperti yg kamu dengar, mereka engga ada apa apa kan?”
“Tapi Chelsea suka sama Bagas”
“Ya itu masalah Chelsea, kamu engga bisa ngelarang orang untuk engga suka” tambah Difa
Cindai hanya menduduk dan berpikir apa yg diomongin Difa di dalam taxi di perjalanan menuju sekolah. Kebetulan hari ini Cindai tak diantar dan kebetulan juga udah ada seseorang yg menemaninya berangkat sekolah. Memikirkan kembali omongan Difa, memang ada benarnya juga. Chelsea sebenernya udah beberapa kali sms meminta maaf tapi belum di respon oleh Cindai, Kalo dipikir pikir Chelsea juga engga bisa disalahkan sepenuhnya, mengingat apa yg diomongin Difa tadi – kita gak bisa ngendaliin rasa suka kita terhadap seseorang. Tapi mungkin yg membuat Cindai kecewa salah satunya adalah kenapa Chelsea engga cerita yg sebenarnya. Jadi selama ini senang senang sama Bagas diatas penderitaan Chelsea? Pikir Cindai seperti itu yg membuat semakin tak enak hati dengan sahabatnya.

Di sekolah, Difa sudah berada di ruang kepsek untuk dijelaskan segala peraturan di sekolah baru dan diperkenalkan ke teman teman baru nya di kelas barunya juga.
“Mari ibu antar kan ke kelas kamu” ujar bu Okky
“Baik bu”
Berjalan menuju ruang kelas dan ternyata menuju kelas yg sama oleh Cindai…
“Anak anak, maaf ganggu belajar sebentar. Ibu cuma mau memperkenalkan teman baru kalian yg datang jauh jauh dari Medan” bu Okky menginform
Difa sudah berdiri di depan kelas, sudah siap mempromosikan dirinya…
“Hallo temen temen, nama saya Difa. Pindahan dari kota Medan” ucapnya
“Hallo Difa…” saut anak anak antusias mendapatkan teman baru yg cakep
“Fa duduk sini aja” teriak Cindai menunjukkan kursi kosong di sampingnya
“Huuuuuuuuuuuuuuu” teriak anak sekelas menyuraki
“Yaudah kamu duduk sama Cindai ya” bu Okky menyetujui
“Stt ndai, kamu udah kenal sama dia?” tanya beberapa teman ke Cindai
“Dia sahabat kecil aku” aku Cindai
Mereka hanya menganggut…
“Berisik banget kelas kamu” kata Difa yg udah duduk tepat di samping Cindai
“Yee perasaan seluruh kelas di dunia pasti ada moment moment berisiknya”
“Gitu? Tau dari mana?”
“Hmm di tv hehe”
“Korban tv”
“Daripada korban kekerasan?” ujar Cindai
“Daripada korban perasaan… ya kan?” ujar Difa ngeledek
“Ish!” respon Cindai
 Jam istirahat, sepertinya sudah ditunggu Chelsea dari tadi, ditunggu untuk berbicara serius dengan sahabatnya itu…
“Ndai, bisa ngomong sebentar?” ujar Chelsea berdiri di samping Cindai
Difa yg melihat itu seperti sengaja memberikan ruang untuk mereka saling berbicara…
“Ndai, aku ke kantin duluan ya” kata Difa dan pergi
“Ndai… maafin aku” ujar Chelsea duduk di kursi Difa
“Aku tau aku salah, mestinya cerita sama kamu dari awal tapi aku engga bisa ndai… aku tau dari dulu kamu udah suka sama Bagas, ya aku engga tega cerita semuanya. Tapi bodohnya aku, saat kamu engga ada di sekolah aku malah mikirnya ini kesempatan bagus buat dapetin Bagas. Tapi aku salah, aku nyesel ndai… Bagas engga pernah suka sama aku, mungkin cuma aku nya aja kegeeran saat dia deketin aku – padahal aku tau, dia deketin aku cuma buat nanya nanya tentang kamu. Hahaha aku bodoh ya ndai?” ujarnya serius menunduk terlihat menangis
“Chealsea….” Ujar Cindai menggenggam tangan sahabatnya
“Maafin aku ya ndai…” ucap Chelsea kini berani menatap
“Iya chel… maafin aku juga ya, aku engga peka sama perasaaan sahabat aku sendiri” kata Cindai sambil memeluk erat sahabat nya itu
“Kamu udah nemuin sahabat baru, apa masih mau punya sahabat kayak aku ndai?” tanya Chelsea
Melepaskan pelukan itu, menjawab pertanyaaan Chelsea dengan serius…
“Kamu sama Difa itu sama sama sahabat terbaik aku chel” jawab Cindai
“Makasih ya ndai…”  tutur Chelsea
“Iya.. Udah jangan nangis lagi. Kantin yuk?” ajak Cindai
Chelsea mengangguk seraya menyetujui ajakan seorang sahabatnya itu.

Di kantin dengan suasana yg jauh lebih baik, bersama Chelsea kembali dan kini juga ditambah Difa - makan bareng tanpa mebahas hal hal kemarin. Kejadian yg kemaren anggaplah sebagai ujian untuk meningkatnya kualitas persahabatan Cindai dan Chelsea lebih tinggi.
“Eh ndai liat liat…” ujar Chelsea yg duduk tepat di depan Cindai
“Apa?”
“Itu itu di belakang kalian”
Cindai dan Difa pun menoleh ke arah yg Chelsea kasih tau. Ada Gilang di sana, cowok cupu yg mengejar ngejar cinta nya Angel. Dari awal masuk sekolah sampe sekarang, cowok itu masih bertahan dengan cewek impiannya. Berkali kali ditolak tapi berkali kali juga engga menyerah. Seperti hari ini, Gilang membawai semua makanan yg dipesen Angel dan membayarinya. Mungkin salah satu trick dari ribuan trick nya yg udah pernah dipake buat ngedapetin Angel…
“Hahahahaha… kasian ya Gilang” kata Cindai
“Siapa namanya?” tanya Difa
“Gilang, cewe itu Angel” jawab Chelsea
“Ohh… hahaha kocak ya?” kata Difa
“Hahaha iya iya, kocak ya! si Angel juga ada ada aja, niat banget ngerjain Gilang” ungkap Chelsea
“Ya namanya juga orang suka, ngelakuin apapun buat orang yg disuka” Cindai berpendapat
“Iya kayak Bagas kan…?” ujar Chelsea mengagetkan
“Hah? Kok jadi Bagas?” tanya Cindai heran
“Ehem ehem” Difa ngeledek
“Iya… coba inget apa yg udah dia lakuin buat kamu selama ini?” tanya Chelsea
“Hmmm…”
“Ndai”
“Chel… udah deh, aku lagi engga mau bahas soal Bagas dulu ya” kata Cindai memberi pengertian
“Oh gitu…” respon Chelsea dan Difa barengan memahami sahabatanya
Perasaan Cindai sama Bagas masih bingung, dia emang suka sama Bagas tapi setelah mendengar pengakuan dari Chelsea, Cindai jadi engga tega berbicara apapun tentang Bagas di depannya. Walaupun Chelsea udah rela rela aja tapi pasti di dalam hatinya masih ada rasa untuk Bagas. Perasaan suka kan engga bisa ilang begitu aja, engga kayak datangnya – bisa cepat datang begitu aja. Contohnya ya Gilang tadi, udah lama sekali menyukai Angel sampe sekarang masih aja mengejar Angel – perasaannya sukanya engga sama sekali luntur kan? Mungkin Chelsea juga nantinya akan begitu. Pikir Cindai di posisi yg serba salah.

Papa udah jemput di depan saat pulang sekolah, udah jadi rutinitas yg sangat sangat biasa. Seperti manusia yg engga punya kebosanan, papa engga pernah bosan anter jemput putrinya tiap hari tapi kali ini engga cuma putrinya saja tapi juga menjemput sahabat putrinya.
“Chel balik duluan ya… biasa papa udah sms” kata Cindai
“Duluan ya chel” kata Difa
“Sip sip! Ati ati ya…” ujar Chelsea
Ada yg engga biasa berjalan di koridor seperti ini. Biasanya ada Bagas yg selalu manggil Cindai dari belakang atau dia udah stand by nunggu di depan pintu tapi sekarang dia tak terlihat – bahkan hari ini mereka engga bertemu sama sekali. Hati Cindai jadi bertanya tanya, kemana sosok Bagas yg ngangenin itu?
“Heh!” senggol Difa
“Ape!” jawab Cindai logat betawi
“Kenape?” tanya Difa
“Gak pape”
Mereka saling tertawa ber’accent betawi yg sama sekali bukan daerah asal mereka…
“Udah jangan cemberut, entar cantiknya ilang loh” kata Difa
“Engga lah”
“Engga kenapa?”
“Cantik aku sih udah permanen” ceplos Cindai
“Ishhh narsis abisss” cubit Difa gemes
“Ihh lepasin! Sakit tau fa!”
Mencubit pipi Cindai dengan kedua tangannya, membuat Difa tertawa puas…
“Sakit fa, sampe panas nih!” sewot Cindai
Difa memeriksa bekas cubitannya itu dan benar saja…
“Oh iya merah nih ndai… sakit?” Difa mengelus elus pipi Cindai yg panas dan merah itu
Datang seseorang mengagetkan mereka…
“Bagas?” ujar Cindai kaget
Difa pun tak kalah kagetnya melihat sosok yg dipanggil Bagas itu…
“Oh aku ngerti sekarang…” kata Bagas menatap Cindai
“Engga gas, kamu engga ngerti. Dia ini…”

-bersambung-

Label:



Older Post | Newer Post
Navigations!

Refresh About Cerpen Cerbung


Let's Talk!

Followers!


message?


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : Tria