KakaTriaa Blog
Cerbung BaDai: Mau Tapi Malu part 7

4/23/2013 @ 4:21 PM | 0 Comment [s]


Casts: BaDai and friends

Mata rasanya engga mau lepas untuk melihat satu sama lain, irama jantung mereka pun makin gak karuan, hanya sapaan yg bisa sedikit meredamkan itu semua
“Hi”
“Hi”
“Ehem!” Gilang berdehem memecahkan focus
“Ada perlu apa gas?” tanya Novi yg sengaja menanyakan pertanyaan yg dia udah tau jawabannya
“Hah?!” respon Bagas kaget
“Ada perlu apa? Bukannya lagi briefing ya?” tambah Salma semaksud dengan Novi
“Oh hmmm hmmm itu apa… ck gue… gue ada perlu ama Gilang! Ya ada perlu” jawabnya mengada ngada
“Ya kan lang?” ujar Bagas memberikan kode ke Gilang
“Oh iya bener bener! Biasa urusan cowo!” ujar Gilang
“Ih urusan apaan? Kok aku gak tau” tanya Difa polos
Bagas dan Gilang liat liatan medengar pertanyaan polos dari Difa, rasanya pengen banget nutup mulut Difa – memaksa dia untuk bisa beracting sejenak.
“Yaudah katanya ada urusan, tuh ada Gilang nya” ujar Salma
“Hah?!” respon Bagas kaget
Salma tau betul tujuan Bagas ke ruang mading, sejak kapan Bagas punya urusan sama Gilang, curhat curhatan aja engga pernah – Bagas pasti punya maksud lain ke ruangan itu dengan terburu buru. Dengan niat untuk ngerjain Bagas, Salma memancing mancing pertanyaan yg membuat Bagas bingung untuk menjawabnya
“Hah hoh hah hoh! Atau ada maksud lain ya?” tanya Salma mancing
“Maksud lain apa ma?” tanya Dinda engga kalah polosnya kayak Difa
“Iya maksud lain apa?” tambah Difa
Gilang, Novi dan Salma dibuat gregetan sama mereka berdua. Mereka berdua mengacaukan rencana Salma untuk ngerjain Bagas – ngerjain Bagas untuk bersikap jujur. Cindai yg melihat peristiwa konyol itu cuma senyum senyum sendiri, melihat ekspresi Bagas yg kaget ditanyai pertanyaan pertanyaan itu dan juga melihat ekspresi bingung dari Difa dan Dinda. Semuanya terlihat stupid!
“Udah lah…” Cindai menghentikan itu semua
“Apa kabar gas?” tanya Cindai
“Fine!” jawab Bagas menarik napasnya
“Hahahahaha kaku banget!” ujar Gilang
“Apanya yg kaku?” Bagas melentur lenturkan badannya
“Hahahahaha” anak anak tertawa

Meninggalkan kebodohan tingkah laku mereka – kini saatnya pulang sekolah. Ketika ada seseorang yg membuat kita semangat untuk sekolah, kadang waktu bisa berjalan begitu cepat. Entah sesulit apa pelajaran di sekolah saat itu – selagi ada seseorang yg membuat kita semangat pasti semuanya berjalan lebih mudah. Seperti Bagas yg baru kedatangan seseorang yg selama ini dia tunggu, kegiatan belajar di kelas sebelum pulang pun jadi terasa lebih damai bagi nya.
Menuju bis sekolah, Bagas yg selama beberapa hari ini pulang sendiri kini ada seseorang lagi yg menemaninya. Cindai juga seperti itu, dia merindukan saat saat pulang sekolah bersama Bagas. Kadang dibuat jengkel sih dengan sifat Bagas yg pada saat itu jutek tapi justru itu yg membuat Cindai kangen. Kejutekan Bagas yg sama sekali engga bisa untuk engga dikangenin.
“Hi” sapa Bagas di depan bis
“Hi” sapa Cindai yg baru sampai bis
“Udah lama gak pulang bareng” ujar Bagas
“Iya” jawab Cindai senyum
“Duluan” Bagas mempersilahkan Cindai naik duluan
“Thanks” jawab Cindai
Di bis yg membawa mereka pulang menjadi saksi kejaiman antara mereka berdua. Mereka duduk sampingan sih cuma belum ada dari mereka yg ingin membuka percakapan lebih dulu. Mereka masih ragu, takut dan malu untuk membahas apa. Akhirnya Bagas membuka percakapan terlebih dahulu, percakapan singkat – sama seperti di sms.
“Capek ya?” ujar Bagas, pertanyaan bodoh mengawali percakapan mereka
“Hah? Capek?” jawab Cindai bingung
“Iya… kan baru balik dari Manado” ujar Bagas kaku
“Oh iya… lumayan” jawab Cindai senyum
“Betah ya di sana?”
“Iya lah, kan kampung halaman”
“Hmmm”
Dan mereka kembali diam, seperti keabisan topik untuk dibahas. Padahal perjalanan masih cukup panjang, masih cukup untuk mereka temu kangen tapi yg ada malah kekakuan tingkah mereka yg mati gaya engga tau mau ngapain.
“Kamu/loe” ujar mereka barengan
“Kamu aja dulu” ujar Cindai mengalah
“Engga, lu aja dulu” ujar Bagas juga ingin mengalah
“Kamu dulu aja”
“Lu dulu aja”
“Yaudah yaudah… aku dulu baru kamu” ucap Cindai
“Ya gitu, ladies first”
“Kamu katanya nyalonin jadi ketua osis ya?”
“Oh itu, ya gitu deh”
“Kenapa?”
“Kenapa?”
“Ya kenapa kamu nyalonin jadi ketua osis?”
“Ya emang nya kenapa?”
“Ih capek banget ngomong sama kamu” ujar Cindai ketawa
“Hahaha gue juga capek kaku kayak gini” ujar Bagas pelan, sangat pelan
“Hah? Kenapa gas?”
“Hah? Engga papa hehe”
“Aduh Bagas bikin gregetan banget sih” ujar Cindai dalam hati
“Aduh bodoh banget gue di depan dia” ujar Bagas juga dalam hati

Sore kini udah berganti malam. Malam yg entah mendung atau cerah – tapi yg jelas malam ini dianggap cerah oleh Bagas dan Cindai. Masing masing di kamarnya masing masing – juga masing masing dengan kegalauannya. Galau menunggu telpon dan galau untuk menelpon.
Di dua tempat yg berbeda, di situasi yg sama…
“Telpon gak ya?” ujar Bagas galau
“Kok Bagas gak nelpon ya?” ujar Cindai
“Telpon, engga, telpon, engga” Bagas tang ting tung
“Sibuk kali ya” pikir Cindai
Akhirnya engga lama, handphone Cindai berbunyi. Berharap dari Bagas tapi mama nya yg menelpon dari kantor
“Halo?” sapa Cindai
“Ndai, mama pulang telat ya… kamu udah makan?” tanya mama
“Udah kok mah”
“Yaudah tidur jangan malem malem ya”
“Iya”
“Lav you”
“Lav u too”
Tepat setelah mematikan telpon dari mama nya, handphone Cindai kembali berdering dan sekarang benar benar dari seseorang yg benar benar ia harapkan
“Ya gas” sapa Cindai
“Hi” sapa Bagas juga
“Lagi ngapain?” tanya Bagas
“Nothing”
“Udah makan?”
“Udah tadi. Kamu?”
“Belum”
“Kok?”
“Hehe males”
“Kok gitu?”
“Gitu kenapa?”
“Entar sakit loh”
“Sakit tapi kan bisa minum obat”
“Nyindir” jawab Cindai bête
“Hehehe ngerasa?”
“Tau ah!”
“Ih bête ya?”
“Engga”
“Suaranya bête”
“Engga!”
“Ya udah entar gue makan”
“Bener ya…”
“Iya”
“Oya semangat buat besok”
“Besok?”
“Ya kan pemilihan ketua osisnya besok kan?”
“Oh iya bener, lupa gue. Dukung gue ya…”
“Hmmm tergantung”
“Kok gitu?”
“Hahaha yaudah kamu makan dulu sana”
“Oh mau dukung Fatah ya?”
“Kok Fatah?”
“Ya itu tadi bilang tergantung”
“Hahaha engga…”
Percakapan di malam hari bisa membunuh waktu lebih cepat dan juga bisa membunuh pulsa. Sekitar 2jam’an Bagas dan Cindai telpon telponan – kadang didalamnya cuma percakapan yg engga penting sih tapi buat mereka itu semua bisa menutup malam dengan indah. Berharap juga bisa berlanjut di dalam mimpi. Kalo ingin teruskan, bisa saja mereka ngobrol sampai pagi tapi berhubung besok adalah hari yg ‘besar’ untuk Bagas, makanya Cindai menyuruh Bagas untuk istirahat lebih cepat.
“Tidur sana” pinta Cindai
“Lu juga belom tidur”
“Ya udah aku mau tidur, kamu juga tidur ya”
“Okay!”
“Bye” pamit Cindai
“Bye! Gud nite”
“Gud Nite”

-bersambung-

Label: ,



Older Post | Newer Post
Navigations!

Refresh About Cerpen Cerbung


Let's Talk!

Followers!


message?


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : Tria