Cerbung BaDai: part V “Surprise dari Bagas”
4/03/2013 @ 1:53 PM | 0 Comment [s]
Casts: Cindai, Bagas,
Difa, Novi, Gilang, Dinda, Salma, Fatah, Idola Cilik.
Guests: Mama Ira, Kak
Okky, Winda dan Rina
“Well well well… hebat
banget ya, ada romance di kantin ini” suara itu mengubah suasana. Chelsea yg
tiba tiba datang ke kantin, sontak buat aku dan Bagas kaget.
“Harusnya aku yg nanya,
kamu ngapain di sini – sama dia lagi!?” jawab Chelsea
“Terus kenapa, masalah
buat loe?”
Chelsea yg nampaknya
kesal mendapati jawaban seperti itu dari Bagas, langsung melampiaskan
kekesalannya itu padaku.
“Heh loe mendingan
pergi deh dari sini, jauh jauh dari Bagas” ancam Chelsea
Aku yg emang dasarnya
engga suka buat ribut atau terlibat di sebuah keributan, baiknya memang pergi
saja. “Okay…” langsung bergegas pergi.
“Loh, ndai…” teriak
Bagas mencoba menghentikanku.
“Udah deh gas, kamu mau
kemana sih. Makan aja yuk” pinta Chelsea sedikit manja.
Aku engga tau apa lagi
apa yg mereka lakukan di kantin, yg jelas aku engga mau tau. Rasanya engga enak
juga punya musuh di sekolah, aku tuh harus sadar – Bagas itu yaa seperti Prince
nya sekolah ini, engga heran banyak banget yg ngfans sama dia. Sementara aku
siapa? Cuma anak baru, pindahan dari daerah yg mencoba berusaha memiliki teman
baru di lingkungan yg baru ini.
-di Ruang Mading-
“Dari mana aja ndai?”
tanya Gilang saat aku buka pintu ruang mading
“Dari kantin. Kenapa?”
“Masa?”
“Ke toilet dulu sih
tadi, emang kenapa sih?”
“Tadi Bagas kesini
nyariin kamu”
“Ohh…” jawabku agak segen
“Eh eh eh ada kabar
baru…” Difa yg terlihat antusias, masuk ke ruang mading bersama dinda
“Ada apa?” tanya anak
anak mading kayak Novi, Salma juga Gilang
“Pernah denger kan
sekolah mau ngadain singing contest?” ujar Difa antusias
“Hmmm ya…” Gilang
respon
“Nah, tadi kita berdua
dipanggil bu Ira (kep-sek) suruh buat pengumuman di mading untuk contest ini.
Contest khusus untuk sekolah kita” tambah Dinda
“So that means, sekolah
kita mau ngadain singing contest?” jelas Gilang
“That’s rite!” jawab
Difa sumringah
Yeaahh… anak anak di
rumah mading sontak ramai gembira. Entah ini emang mungkin impian mereka pengen
ikut contest ini atau gimana tapi aku pribadi sih engga tertarik dengan singing
contest ini.
“Kamu ikutan kan ndai?”
tanya Novi
“Hah?! Engga wajib
kan?” tanya balik
“Yaa engga sih… emang
kamu engga mau ikutan?”
“Hmm aku engga bisa
nyanyi vi, hehehe” jawabku
“Hmm sayang banget
ndai, padahal hadianya lumayan loh” ucar Salma
Ok baik aku cuma engga
ingin mereka semua mendengarkan aku bernyanyi. Bernyanyi mengingatku akan papa.
Papa yg mengajari ku bernyanyi, papa juga yg selalu support aku bernyanyi.
Kenangan kenangan itu yg selalu buat ku sedih.
Kami di ruang mading
mulai membuat pengumuman untuk singing contest itu. Gilang nyaranin agar
pengumuman itu dibuat semenarik mungkin biar semua tertarik untuk acara itu.
Aku sih manut aja sama pak ketua. Karena hari itu juga deadline, jadi mau tidak
mau juga harus selesai hari itu juga. Setelah di buat sedemikian rupa, tinggal
menempel di mading. Seperti biasa tugas aku juga Novi.
“Kayaknya di sini pas
deh’ biar langsung bisa di baca sama anak anak” opini ku saat menempelkan
pengumuman itu
“Iya di situ aja,
langsung keliatan!” Novi mengiyakan
“Perfect!” ujar ku
“Semoga banyak yg ikut
ya… pasti seru banget!” ungkap Novi
“Yaaa mudah mudahan”
jawabku singkat sembari senyum
Baru niat untuk balik
ke ruang mading, kami sudah dicegat oleh Bagas.
“Loe dari mana aja?”
tanya Bagas
Novi yg sepertinya
mengerti keinginan Bagas untuk berbicara berdua saja dengan ku, akhirnya
meninggalkan kami “Aku ke ruang mading duluan ya ndai” ucapnya.
“Dari ruang mading.
Emang kenapa?” jawabku atas pertanyaan Bagas yg tadi
“Ohh…” jawabnya singkat
“Kamu nyanriin aku?”
tanya ku
“Engga… Cuma heran aja
tadi kan lu pergi ninggalin gue gitu aja” jawabnya tapi engga berani menatap
aku jadi buat ku penasaran
“Ohh… terus ada perlu
apa sekarang?” tanya ku. Dia engga langsung jawab, hanya bergumam seperti
sedang mencari cari alasan.
“Hey?! Ada perlu apa?”
“Ahh ohh engga… engga
ada perlu apa apa. Eh abis nempel apa sih?”
“Oh pengumuman singing
contest”
“Singing contest?
Sekolah kita mau ngadain singing contest?”
“Iya… kamu mau ikutan?”
“Engga ah, emang gue
bisa nyanyi apa?!”
“Hmm…”
“Lah kenapa gak lu aja
yg ikutan?”
“Aku? Engga ah! Aku gak
bisa nyanyi” sambil meninggalkan Bagas
Sambil mengikutiku dari
belakang “Alaaah boong banget kemaren gue denger…” belom lagi Bagas melanjutkan
omongannya, aku berbalik arah dan
“Kamu janji jangan
bilang siapa siapa ya” pinta ku
“Loh kenapa?”
Aku tidak menjawabnya
dan kembali melanjutkan langkahku menuju ruang mading.
-Pulang Sekolah-
Menuju bis yg akan
membawaku pulang, aku dan anak anak yg lain bercerita bagaimana excitednya
mereka menyambut singing contest itu. Novi terlihat sangat antusias sekali, aku
belum pernah denger mereka bernyanyi sih tapi sepertinya mereka memang jago
bernyanyi. Aku dengar Novi itu lady rocker kalo bernyanyi, Difa yang terlihat
kalem dan manis seperti itu juga katanya memiliki suara yg bagus. Dinda, Salma
dan Gilang juga katanya mereka memiliki ciri khas masing masing. Aku yg enggak
ikutan contest itu pun ikut excited bagaimana nanti mereka perform. It would be
great!
“Yaudh aku duluan ya…”
semuanya menaiki bis nya masing masing.
Engga seperti kemarin
kemarin, hari ini bisnya tidak penuh. “Wah apakah banyak yg dijemput” pikirku. Aku
sengaja duduk agak belakang karena di depan pun sudah ditempati orang.
“Boleh duduk di sini?”
tanya Bagas yg juga menaiki bis yg sama.
“Kamu gak bawa motor?”
“Engga…”
Baru dia mau duduk di
sebelah ku, lagi dan lagi Chelsea yg kini bersama Angel datang.
“Hi gas, duduk sama aku
yuk” ajak Chelsea
“Lo ngapain di sini?
Ini bukan bis yg ke arah rumah lo tau!”
“Iya tau, tapi aku mau
main ke rumah kamu gas… yak an gel?”
“Iya gas, kita berdua
mau ke rumah kamu” Angel mengiyakan
Aku yg tak tahan
melihat tingkah mereka mencoba untuk menghentikan itu semua
“Sorry, kan masih
banyak kursi kosong. Bisa pindah ke sana kok” pinta ku
“Iyee, lagian siapa
juga yg mau duduk deketan ama loe!” jawab Chelsea sewot
Aku engga mau liat
gimana ekspresi Bagas saat aku suruh untuk pindah. Yg jelas aku gak mau liat
mereka manja-manjaan di depan aku. Lagian kenapa sih kalo ada Bagas selalu ada
Chelsea dan Angel? Gumam ku di dalam hati. Stalker banget ya mereka… emang sih yg
aku denger, mamanya Chelsea dan Angel itu temenan sama mamanya Bagas. Lah terus
so what? Gak mau mikirin urusan itu lah, biarlah itu urusan antara Bagas,
Chelsea, Angel dan juga mama mamanya.
-Hari Contest Singing-
Akhirnya yg ditunggu
anak anak pun datang juga. Mereka udah nyiapain apa aja ya? gumam ku sambil
menunggu bis sekolah.
“Hi…” sapa Bagas tiba
tiba dari belakang
“Oh Hi…” jawabku
sembari senyum
“Mana dayang dayang
kamu?” tanya ku meledek
“Dayang dayang? Oh
Chelsea dan Angel?”
Aku melihatnya senyum
sambil manggut
“Engga tau, ya pasti di
rumahnya lah” jawabnya agak sewot
“Lagian kenapa sih
bahas soal mereka?” tanya nya lagi
“Ah engga papa, abis
kayaknya dimana ada kamu di situ ada mereka” jawabku
“Ah engga juga ah!
Lagian gue tuh gak ada apa apa sama mereka, mereka aja yg begitu ama gue”
jawabnya seperti menjelaskan sesuatu
“Yaa ada apa apa juga
engga papa” jawabku singkat.
Menaiki bis yg sudah
datang, meninggalkan Bagas masih di halte terdiam akan jawaban ku yg tadi.
“Bagas, engga naik?”
tanya ku memecahkan kebengongannya
“Oh iya!”
Di seat 2, kami duduk
berdua. Kali ini memang berdua, engga ada Chelsea ataupun Angel. Rasanya lebih
nyaman seperti ini…
“Loe udah siap?” tanya
nya
“Siap apa?” tanya ku
balik heran
“Entar juga loe tau
sendiri” katanya yg membuatku penasaran
-di Sekolah-
Hari ini emang sebagian
kegiatan belajar mengajar dihentikan karena banyak sekali anak anak yg
mengikuti singing contest ini bahkan hampir semua. Engga kebayang bagaimana
jurinya nanti menyeleksi mana yg lolos dan engga. Gilang, Difa, Novi, Dinda dan
Salma pun udah siap di sekolah sejam sebelum kedatanganku.
“Aduh aku nervous nih”
ungkap rata rata dari mereka
“Udah, santai aja. I
know you can do it!” jawabku memotivasi
“Ndai, Bagas ikutan
contest ini juga ya?” tanya Gilang
“Hah? Masa? Engga tau
aku” jawabku kaget
“Kemarin dia ke ruang
mading, nanya nanya gitu persyaratan ikut contest ini. Aku pikir sih dia mau
ikut” jelas Gilang
“Setau aku sih engga,
dia engga bilang apa apa soal itu”
“Hey hey, kalian tuh
berdua ada apa sih?” tiba tiba pertanyaan menyeletuk dari Novi
“Siapa?” tanyak ku
“Ya kamu sama Bagas
lah… ada apa sih antara kalian berdua?” tanyanya penasaran
“Iya ada apa sih???!!!”
di tambah anak anak menyecer dengan pertanyaan yg sama
“Hanya temen” jawabku
singkat dan gak mau diperpanjang
Mereka saling pandang
dan melihat ke arahku, seperti engga percaya omongan ku dan kayaknya emang
nggak percaya.
“Udah lah! Yuk yuk
focus ya kalian nanti” ujar ku mengalihkan pembicaraan
-di Lab Teater-
Nama nama peserta
singing contest udah dipanggil satu persatu, juga giliran Difa, Gilang, Novi,
Dinda juga Salma. Mereka bernyanyi dengan baik, juri pun yg diketuai Ibu Ira
bersama Miss Winda, Bu Rina dan Bu Okky tersenyum senyum saat mereka bernyanyi.
Cindai Gloria Lagio
Hey itu kan namaku!
Kenapa bisa dipanggil di sela sela peserta audisi singing contest? Aku yg
tadinya berdiri, sontak duduk dan ingin keluar dari lab itu. Semua mata mencari
cari keberadaan ku termasuk anak anak mading, entah apa yg mereka pikirkan.
Jelas jelas aku sudah bilang tidak akan ikut contest ini, tapi kenapa namaku
bisa dipanggil?
Tiba tiba Bagas menarik
tangan ku, seperti dia sudah tau dimana keberadaan ku diantara kerumunan orang
banyak. Bagas membisikkan ke telinga ku “Ayo loe pasti bisa”. Banyak pertanyaan
yg mau aku tanyakan ke dia saat itu;
kenapa bisa seperti ini, kenapa namaku bisa dipanggil tapi sepertinya engga
mungkin. MC sudah manggil namaku berkali kali. Bagas membawa ku ke panggung,
mungkin Bagas juga bisa merasakan tiba tiba tangan ku menjadi dingin tapi dia
seperti penawar yg ampuh, tangan nya hangat membuatku menjadi percaya diri
ketika sampai di panggung.
-bersambung-
|
Navigations! Let's Talk! Followers! message?
The Credits! |