KakaTriaa Blog
Cerbung BaDai: Mau Tapi Malu part 8

4/24/2013 @ 9:57 PM | 0 Comment [s]


Casts: BaDai and friends

Hari besar pun datang, hari dimana Bagas bertarung untuk memperebutkan kursi ketua osis di periode ini. Pagi pagi buta dia udah bangun mempersiapkan semuanya. Sebenernya yg perlu dia persiapkan adalah lebih ke mental. Beberapa kali dia melakukan orasinya di depan cermin. Melihat dirinya sendiri berbicara – berharap latihan yg dia lakukan membawa kesuksesan pada hari dimana pemilihan itu. Banyak latihan tapi engga membuat Bagas lebih tenang, dia belum pernah seperti ini sebelumnya – belum pernah dia berbicara di depan orang banyak. Nervous, takut bercampur jadi satu. Ketegangan udah mulai terlihat di wajahnya pagi ini, saat menuju sekolah.
“Hi” sapa Cindai menghampiri Bagas yg dari tadi menunggu bis sekolah di halte
“Hi” sapa Bagas
“Nervous ya?”
“Iya nih”
“Tenang aja… kamu pasti bisa!”
“Yakin banget?”
“Harus yakinlah”
“Kenapa?”
“Ya kalo bukan kita yg meyakini diri kita sendiri, siapa lagi coba?”
“Hmmm” respon Bagas dengan senyuman
“Lu dukung gue kan?” tanya Bagas ragu ragu
“Oh masih dibahas?” tanya balik Cindai
“Apa dukung Fatah ya?”
“Hahaha ya liat aja nanti, tergantung visi misi kamu” jawab Cindai senyum
Sebenernya diminta ataupun engga, Cindai akan tetap memilih Bagas tapi dia mau ngeliat usahanya dulu dan juga melihat responnya – respon saat Cindai ragu untuk memilih Bagas. Dan terlihat Bagas langsung murung pada saat itu.
“Buat aku yakin kalo kamu emang pantas dipilih” ujar Cindai memberi tantangan
Bagas langsung tertantang mendengar ucapan Cindai tadi, adrenalinnya langsung naik – bersemangat ingin membuktikan kalau dia bisa. Lagian keikutsertaan Bagas dalam pemilihan ini juga karena Cindai, dia ingin menunjukkan kalau hidup dia juga bisa bermanfaat buat orang lain – engga cuma berantem dan main main engga jelas.
“Ok!” jawab Bagas penuh yakin
“Gitu dong…” jawab Cindai senyum dan bangga ngeliat Bagas yg penuh semangat seperti itu.

Di sekolah, calon calon kandidat sudah ditunggu di ruang osis. Semuanya mempersiapkan diri, termasuk Bagas. Menghafalkan visi misi yg mau dia sampaikan, ada beberapa kalimat yg berbahasa Inggris – dia sengaja membuatnya seperti itu, biar terlihat keren di mata Cindai saat dia presentasi nanti. Namun saat sedang latihan sendiri, Josia yg memang dari awalnya saingan Bagas datang mendekat untuk menegaskan sesuatu.
“Udah siap gas?” tantang Josia
“Siap!” jawab Bagas yakin
“Termasuk soal cewe itu?”
“Denger ya, gue jelasin sekali lagi. Jangan bawa bawa Cindai dalam persaingan kita ini!”
“Ho ho ho kenapa? Takut?!”
“It’s none of your bussines!” ucap Bagas tegas dan meninggalkan Josia
“Tapi gue pasti akan dapetin dia!” teriak Josia
Bagas yg mendengar ucapan Josia itu kesal, dia mengepal tangannya mengisyaratkan kalau dia benar benar marah. Tapi kemarahan dia pun sekarang engga ada gunanya, dia harus focus terhadap apa yg dia lakukan saat ini. Dan dari omongan Josia itu tadi, seperti disadarkan kalau dia juga harus focus menjaga Cindai.
Pemilihan dimulai dari kelas per kelas, mulai dari kelas 7 – 9. Berharap presentasi tentang visi dan misi Bagas, bisa meyakini anak anak satu sekolah untuk memilihnya sebagai ketua osis. Namun dia juga engga mau berbesar diri dulu, masih ada Fatah yg baginya adalah saingan terberat. Reputasi Fatah yg selama ini baik dan wise bisa saja mencuri perhatian anak anak lain untuk memilihnya. Mungkin itu bisa saja terjadi bagi anak kelas lain, tapi tidak untuk kelas nya Cindai. Saat rombongan osis masuk ke kelas Cindai, anak anak mading yg memang tau kedekatan anatar Bagas dan Cindai langsung bersorak meledek mereka
“Ciyeeeeeeeeeeeeeeeeeeee”
“Piiiwwiiit!!!”
“Bagas aku mendukung mu”
“Lalala yeyeye lalala yeyeye”
Anak anak bersorak ramai mendukung Bagas, bukan karena Bagas adalah kandidat paling kece tapi juga sekarang Bagas adalah Bagas yg jauh berbeda dari Bagas yg dulu. Cindai yg melihat keramaian di kelasnya itu cuma senyum senyum aja. Dia juga senang, Bagas yg diliatnya sekarang jauh berbeda dari Bagas yg pertama kali dikenalnya dulu dan dia juga seneng kalo Bagas yg dulu nya seperti orang yg anti social, sekarang bisa bersosial baik seperti itu – terbukti dari dukungan positif anak anak terhadap nya.
Presentasi pun dimulai, semuanya menjelaskan panjang lebar tentang visi dan misi. Dan ketika pemilihan dimulai, ada saja anak anak yg mancing
“Cindai pilih siapa?” tanya seorang anak di kelas dengan teriak sok manja
“Pilih Bagas dong….” jawab anak yg lain, juga engga kalah teriaknya dan manjanya
Sontak anak anak langsung tertawa ngeliat Cindai dan Bagas diledekin seperti itu. Bagas dan Cindai sendiri pun engga bisa membalas apa apa, mereka hanya diam malu tapi dalam hati pasti mau satu sama lain.
“Ndai, pilih siapa?” tanya Novi teman semejanya
“Hmm siapa ya?” jawab Cindai senyum
“Alaaaah… pake mikir segala” ujar Gilang yg duduk tepat di belakang meja Cindai dan Novi
“Ih apaan sih lang” jawab Cindai bête
“Udah tulis namanya” ujar Novi
“Siapa?!”
“Sini aku yg tulisin…”
“Eh engga engga enggga, biar aku aja” ujar Cindai
“Ciyeeeeeeeeeee… yg dari B kan?” tanya Novi perjelas
Cindai cuma jawab dengan anggukannya sembari senyum

Pemungutan suara dari kelas per kelas pun akhirnya selesai. Pas bebarengan dengan bel istirahat, para kandidat tadi yg mengelilingi sekolah pun beristirahat di ruang osis – juga masih dibriefing oleh pengurus osis yg lama dan juga pembina osis.
Di lain tempat Cindai dan anak anak mading seperti biasa ingin ke kantin tapi saat itu Cindai mau ke ruang mading dulu, mengambil beberapa barang yg mau ditempelnya di mading.
“Kalian duluan aja, aku mau ngambil poster dulu – sekalian mau langsung ditempel” ujar Cindai
“Apa engga entar aja ndai, makan aja dulu” ujar Novi
“Entar aku nyusul aja deh” pintanya
“Yaudh entar langsung susul ya, di tempat biasa” ujar Gilang
“Ok!”
Di ruang mading Cindai seorang diri, membereskan apapun yg perlu dibereskan. Memisahkan barang barang yg akan ditempelnya di mading siang itu juga. Lagi asik asik membereskan itu semua, ada seseorang datang masuk ke ruang mading. Cindai yg tak menaruh curiga pun, langsung melihat siapa yg membuka pintu itu.
“Lu Cindai kan?” tanya seseorang itu
“Iya. Kamu Josia kan?” tanya Cindai mengingat-ingat namanya
“Iya…”
“Ada perlu apa?”
“Hmm engga, cuma mau kenalan aja”
“Kenalan?”
“Iya, kenalan. Emang engga boleh?”
“Hmm bukannya gitu, heran aja. Kamu temennya Bagas kan?” tanya Cindai
“Yups! Teman” jawab Josia, mungkin dengan kata teman yg berbeda maksud dengan Cindai
Josia langsung mengulurkan tangannya, berharap bisa dapat berjabat tangan dengan Cindai – dengan maksud salam perkenalan. Cindai juga langsung mengulurkan tangannya menyambut jabat tangan si Josia, baru beberapa detik mereka bersalaman ada Bagas tiba tiba masuk ruang mading. Bagas yg melihat mereka berdua bersalaman langsung marah dan tanpa pikir panjang memukul Josia sampai dia terjatuh.
“Gas! Kamu apa apaan sih?” tanya Cindai marah
Josia beranjak dari jatuhnya mencoba menjelaskan ke Bagas
“Tengang sob, gue cuma kenalan kok”
Bagas engga merespon omongan Cindai maupun Josia, matanya masih terlihat sangat marah – seperti orang cemburu dan memang dia cemburu. Josia langsung meninggalkan ruang mading itu, meninggalkan Bagas yg masih sangat murka terhadapnya
“Gue cabut dulu” ujar Josia
“Jos, kamu engga papa kan?” tanya Cindai
“Engga, engga papa kok ndai” jawab Josia sambil memgang bibirnya yg agak berdarah dan keluar meninggalkan Bagas dan Cindai
“Gas kamu tuh apa apaan sih!” ujar Cindai marah
“Ngapain kamu pake pukul Josia segala!”
“Tadi dia tuh cuma mau kenalan!”
“Kamu liat tadi muka dia jadi berdarah!”
“Ternyata kamu tuh sama aja ya!”
“Cindai lu tuh gak ngerti!” jawab Bagas yg mulai risih dengan kemarahan Cindai
 “Jelas aku ngerti, ngerti kalo kamu tadi pukul dia!”
“Aku pikir kamu tuh udah berubah tau gak?!”
“Ternyata aku salah”
“Lu gak ngerti ndai” ucap Bagas
“Ngerti apa?!”
“Hah??!!”
“Ngerti apa?!!!” tanya Cindai udah memuncak
“Lu gak ngerti kalo Gue Suka Sama Lu!” jawab Bagas teriak kencang

-bersambung-

Label: ,



Older Post | Newer Post
Navigations!

Refresh About Cerpen Cerbung


Let's Talk!

Followers!


message?


The Credits!

Template by : Farisyaa Awayy
Basecode by : Nurynn
Full Edited : Tria