
|
Manusia Menurut Pandangan Islam
4/06/2010 @ 7:55 PM | 0 Comment [s]
Manusia Secara Umum Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang)tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya. Tokoh adalah istilah untuk orang yang tenar (misalnya 'tokoh politik', 'tokoh yang tampil dalam film', 'tokoh yang menerima penghargaan', dll). Manusia Menurut Pandangan Islam Sesunguhnya manusia itu diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna dan bagus, dan manusia diciptakan sebagai kholifah Allah di Bumi, dan telah dijadikan Bumi seisinya untuk tunduk kepada manusia. Allah Befirman : (لقد خلقنا الإنسان فى اًحسن تقويم ) "Sungguh Kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna" (At Tiin :5) Manusia diciptakan Allah dari tanah (thin), Allah berfirman, (اذ قال ربك للملائكة إنى خالق بشرا من طين ) "( Shod : 71) Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa benar adanya jika manusia itu sebenarnya dari tanah. Tanpa adanya tanah tidak mungkin manusia bisa tumbuh. semua makanan yang ada, pada awalnya adalah dari tanah. Kewajiban manusia sebagai kholifah Allah di bumi adalah tidak lain hanya untuk menyembah Allah semata. Menurut Islam manusia itu terdiri dari dua bagian yang membuatnya menjadi manusia sempurna, yaitu terdiri dari Jasmani dan rohani, disamping itu manusia juga telah dikaruniai fitrah. Kita hidup di dunia ini bisa menyaksikan sendiri ada persamaan-persamaan yang dimiliki manusia. Seperti Cinta keadilan, kasih sayang, dan lainnya, itulah menurut kami yang disebut fitrah.
Dengannya manusia yang lemah bisa mengendalikan kehidupannya di dunia. Berkat akal pula kehidupan manusia bisa jadi lebih mudah. Apa yang ada dihadapan anda sekarang ini adalah bukti kemampuan yang dikaruniakan Allah hanya kepada manusia, yaitu akal. Dengan Akal pulalah perbedaan antara hewan dan manusia sangat mencolok.
Adalah suatu bagian rohani yang dimiliki manusia untuk berkehendak atau berkeinginan. Tanpa nafsu barangkali takkan ada kemajuan dalam hidup manusia. Akan tetapi seringkali nafsu mengalahkan hati dan akal sehingga yang terjadi adalah kerusakan. Masih dari buku karya Barmawie, tersebut bahwa nafsu dikategorikan menjadi :
Dari hatilah segala kepribadian manusia muncul. Apabila hati selalu dibina secara baik sesuai Syari'at maka manusia akan berakhak mulia. Akan tetapi seringkali kekuasaan hati tertutupi oleh kekuasaan nafsu, apalagi dengan ditambah bisikan-bisikan syetan, sehingga yang muncul bukanlah cahaya Ilahi akan tetapi bisikan syetan. Oleh karenanya hati harus selalu disirami tuntunan Islam dengan selalu berzdikir kepada Allah. Dalam menjaga hatinya seorang muslim harus selalu wasapada terhadap terjangkitnya penyakit hati. PEnyakit hat sungguh berbahaya bagi kehidupannya.
Seorang mukmin percaya bahwa manusia hidup karena roh yang ada dalam jasadnya. Akan tetapi bagaimana bentuk atau wujudnya itu bukanlah urusan manusia, karena Allah telah berfirman : Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh; katakanlah : Roh itu urusan Rabb ku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit. (Al Isra ;85) ( وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون ) " Dan tidaklah Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah(Ku)”. (Adzariyat : 56) Proses Penciptaan Manusia Allah SWT telah menceritakan proses penciptaan manusia di dalam Al-Qur'an secara terperinci, Allah berfirman dalam surat Al-Mu'minun, "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik." (QS. Al-Mu'minun : 12-14). Dokter ahli kandungan nomor satu di dunia menyebutkan, bahwa semua yang disebutkan di dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah SAW tentang proses penciptaan manusia adalah sesuai dengan yang ditemukan pada ilmu pengetahuan modern. Inilah doktor ahli kandungan nomor satu di dunia, doktor berkebangsaan Kanada, Keith Moore. Dia memiliki sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa; dipelajari di sebagian besar universitas-universitas di dunia. Dia menyampaikan pidato dengan tema "Keselarasan Ilmu Kandungan dengan Apa yang Terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah" di Universitas Al-Malik Faishal. Dia berkata, "Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur'an, membuktikan kepada saya bahwa Al-Qur'an yang dibawa oleh Muhammad datang dari sisi Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah." Dia juga berkata dalam pidatonya, "Manusia ketika pertama kali diciptakan dalam perut ibunya berbentuk segumpal darah. Kemudian setelah itu ciptaannya meningkat menjadi segumpal daging. Kemudian berubah menjadi tulang-belulang. Dan kemudian dibungkus dengan daging." Dan katanya, "Semua yang kami dapatkan dalam penelitian-penelitian kami, kami mendapatkannya tertera dalam Al-Qur'an." Seorang doktor lain berkebangsaan Amerika, profesor dalam bidang ilmu kandungan, berkata pada muktamar yang diselenggarakan oleh Kerajaan Saudi Arabia di Riyadh, "Nash-nash Al-Qur'an memaparkan rincian yang lengkap tentang proses pertumbuhan manusia, dimulai dari tahap tetesan mani sampai pada tahap pertumbuhan menjadi tulang dan tubuh." Dan katanya, "Belum ada dalam sejarah manusia, ditemukan paparan tentang peroses pertumbuhan manusia yang gamblang seperti ini." [alsofwah.or.id]. Penamaan Manusia di Indonesia Penggunaan nama-nama orang Indonesia yang berakar dari rahim kolonialisme menyebabkan pada masa kolonialisme orang Indonesia diberi nama oleh bangsa kolonial untuk tidak boleh banyak bicara, protes ataupun melawan. Misalnya nama sukiyem,rubiyem,mariyem,painem,paijem dan satiyem. Nama tersebut selalu berakhiran dengan huruf m. apabila dilafalkan huruf m selalu dengan mulut tertutup. Rezim kolonial tidak menyukai apabila para jajahannya banyak bicara. Mereka lebih suka melihat jajahannya untuk diam dan tutup mulut dengan demikian penjajah akan lebih leluasa memerintah apa saja. Setelah rezim kolonialisme berakhir di Indonesia dan kran demokrasi dan globalisasi serta liberalisasi terbuka lebar di negeri ini. Proses penamaan orang Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Misalnya, anak orang Indonesia yang lahir sekarang ini sudah diberi nama seperti layaknya nama orang barat. Dengan penamaan orang barat identitas keindonesiaan semakin lama tergerus oleh arus globalisasi. Penggunaan nama barat yang pada umumnya digunakan oleh orang Indonesia seperti Brian, Tommy,Stephen, Jesika, Albert, Elisabeth, Sammy,dll menyebabkan orang sulit untuk membedakan orang barat dengan orang Indonesia berdasarkan nama mereka. Pengaruh budaya barat yang sangat kental telah membawa dampak pada hilangnya identitas kultural penamaan orang Indonesia. Bagi orang Indonesia pemberian nama-nama asing kepada anaknya sebagai salah satu tuntutan modernitas dan zaman. Mereka tidak mau dianggap anaknya kampungan atau ndeso karena namanya tidak modern masih zaman dulu. Nama juga memberikan petunjuk dari status sosial mana anak tersebut. Status sosial dan modernitas menjadi salah satu alasan utama mengapa orang Indonesia memberikan nama kepada anaknya kebarat-baratan. Dalam proses penamaan manusia tidak lepas dari dimensi ruang dan waktu. Kondisi geografis suatu Negara dan perkembangan zaman telah membawa konsekuensi logis terhadap perubahan penamaan orang. Hal yang menarik dalam studi filosofis tentang nama. Kehidupan Manusia Kehadiran manusia di bumi bukan atas kemauannya sendiri, tetapi atas kehendak Yang Maha Pencipta. Manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Baik ditinjau secara psikis maupun fisik manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluq yang lain. Secara psikis, manusia bukan saja mampu mempergunakan perasaan secara instinktif, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mempergunakan akalnya, berfikir secara rasional. Secara fisik, manusia memiliki otak yang merupakan organ penting, dan bentuk anatomi tubuh yang memungkinkan melakukan aktivitas gerak dengan lebih leluasa dan efektif. Dengan kondisi tubuh yang seperti itulah manusia siap menerima amanah keimanan dan mengimplementasikannya dalam aktivtitas amal shalih. Bersamaan dengan jin, keberadaan (eksistensi) manusia di bumi tidak lain adalah untuk mengabdi kepada Allah. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS 51:56, Adz Dzaariyaat). Tugas pengabdian (penghambaan) ini dilaksanakan manusia dengan cara melakukan ibadah, baik dalam arti khas (mahdlah) maupun dalam arti luas (ghairu mahdlah). Endang Saifuddin Anshari, MA memberikan makna ibadah dalam arti khas sebagai segala tata cara, acara dan upacara pengabdian langsung manusia kepada Allah, yang segala sesuatunya secara terperinci sudah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya; seperti Shalat, Zakat, Shaum, Haji dan lain sebagainya, yang bertalian erat dengan hal-hal termaksud. Sedangkan 'ibadah dalam arti luas (meliputi antara lain 'ibadah dalam arti khas) ialah pengabdian, yaitu segala perbuatan perkataan dan sikap yang bertandakan : Ikhlas sebagai titik tolak ; Mardlatillah sebagai titik tuju; dan Amal Shalih sebagai garis amal, termasuk di dalamnya antara lain: mencari nafkah, mencari ilmu, mendidik, bertani, bekerja-buruh, memimpin negara dan masyarakat dan lain sebagainya. Sebagai hamba Allah manusia harus tunduk dan patuh (islam) kepada Allah. Ketunduk-patuhan tersebut dilakukan dengan mengambil Islam sebagai agama secara kaffah, sebagaimana telah dibicarakan di depan. Manusia harus berani meninggalkan agama-agama atau paham-paham (isme-isme) yang sesat. Pada dasarnya semua agama itu sesat kecuali Islam. Islam-lah agama yang dibawa para utusan Tuhan Yang Maha Tahu. Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa (Yesus), dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam serta yang lainnya membawa agama Islam. Suatu syari’at yang mengajak umat manusia menegakkan iman tauhid dan tunduk patuh berserah diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (QS 23:52, Al Mu’minuun) Di dalam mengabdi kepada Allah, manusia harus berlaku ikhlas dan memurnikan ketaatan kepada-Nya semata. Pemurniaan ketaatan kepada Allah adalah suatu yang diperlukan umat manusia, supaya tidak terjadi penyelewengan terhadap ajaran agama yang dibawa para Rasul, seperti yang terjadi pada umat Yahudi dan Nashrani. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS 1:5-7, Al Faatihah) Di dalam mengemban tugas hidup sebagai hamba Allah manusia melaksanakan fungsinya selaku Khalifah Allah di bumi, melaksanakan segala yang diridlai-Nya di atas bumi untuk mengkulturkan natur dan dalam waktu yang sama untuk meng-Islam-kan kultur. Sebagai Khalifah Allah, manusia berusaha untuk memakmurkan bumi, mengolah sumber daya alam bagi kemajuan kebudayaan, peradaban dan kebahagiaannya. Mempergunakan nikmat kekhalifahan ini untuk bersyukur dalam rangka mengabdi kepada-Nya. DAFTAR PUSTAKA http://ksklh.blogspot.com/2008/08/makna-filosofis-nama-nama-orang-jepang.html http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia http://intangirls.multiply.com/journal/item/32/Proses_Penciptaan_Manusia_di_Dalam_Al-Quran_ http://islamwiki.blogspot.com/2009/01/manusia-dalam-pandangan-islam.html Label: Tugas |
Navigations! Let's Talk! Followers! message?
The Credits! |