
|
Mengajar untuk Berwirausaha
3/05/2011 @ 10:41 AM | 0 Comment [s]
Sebagai mahasiswa sastra Inggris hal yang paling mudah untuk mendapatkan uang adalah dengan mengajar. Entah itu mengajar disuatu lembaga ataupun private. Sebenarnya masih banyak cara untuk kerja apapun tapi sebagai mahasiswa yang waktunya terbatas istilahnya harus bener-bener membagi waktu antara kuliah, belajar dan bekerja maka pilahan yang ideal untuk saat ini adalah mengajar. Dalam tugas mata kuliah kewirusahaan, kita (mahasiswa) dituntut untuk menciptakan apapun yang berbau kewirusahaan. Sepengetahuan saya menciptakan kewirusahaan atau orang yang berwirausaha itu tidak mudah. Seperti yang saya bilang tadi mahasiwa tidak punya waktu cukup untuk memikirkan hal itu. Harus mengamati peluang usaha, meniru ataupun memodifikasi, seperti apa yang dosen saya bilang. Oleh sebab itu karena saya belum bisa menciptakan usaha atau bisnis untuk tugas kewirusahaan saya, saya memutuskan untuk mengajar saja di suatu lembaga pendidikan untuk masyarakat. Jelasnya di, PKBM Tegar Bersayap. Tidak hanya untuk “menuntaskan” tugas dari mata kuliah kewirusahaan tapi jauh sebelum mata kuliah itu ada saya sudah terlebih dahulu mengajar di tempat itu. PKBM Saya tidak pernah membayangkan seperti apa mengajar di PKBM, yang saya ketahui lembaga belajar mengajar itu hanya untuk “orang yang kurang beruntung” menurut saya. Ternyata ya memang benar! Saat masuk apa yang disebut “ruang kelas”, sepertinya kurang tepat disebut kelas saat saya masuk untuk pertama kalinya. PKBM tempat saya mengajar tidak mempunyai bangunan yang cukup besar. Hanya ada dua ruang kelas dan satu kator jadi totalnya ada tiga ruangan. Pusat Kegiatan Belajar Mengajar ini ada beberapa jenis, yakni program Paket B dan C, “kuliah” dengan program keguruan dan PAUD (semacam TK). Untuk program PAUD itu kegiatan belajarnya sendiri setiap pagi di hari Senin-Jumat. Saya juga pernah ditawarkan untuk mengajar bahasa Inggris tentunya untuk anak-anak TK ini, tapi saya menolak. Karena jelas saya selalu kuliah dipagi hari dan saya tidak mungkin mengusik jadwal kuliah saya. Dan untuk program Paket B dan C dan perkuliahan untuk program keguruan dilakukan setiap hari minggu. Yaa hanya seminggu sekali. Karena hampir semua murid dan mahasiwa yang mengikuti program ini adalah karyawan atau bahkan ibu rumah tangga. Seperti yang ditulis diatas Pusat Belajar Mengajar untuk masyarakat yang “kurang beruntung” (menurut saya) tapi sama besarnya memiliki semangat untuk lebih maju seperti orang-orang “beruntung” lainnya. Ruang kelas yang seadanya dan tidak didukung dengan fasilitas belajar mengajar yang layak tidak membuat mereka menyerah. Dan saya kebagian jatah untuk mengajar Paket B dan C. Paket B setara untuk SMP sementara paket C setara SMA. Karena keterbatasan ruang kelas maka kegiatan belajar mengajar Paket B dan C ditempatkan di kelas PAUD. Saat pertama kali saya mengajar tidak terlihat wajah anak-anak SMP maupun SMA. Malah bapak-bapak, ibu-ibu, mas-mas dan juga karyawan dan karyawati yang saya lihat. Koq bisa? That’s the question!?
Mereka semua putus sekolah, yang harusnya mereka dulu sekolah tapi malah tidak. Banyak alasan kenapa mereka seperti itu, faktor yang pertama ada biaya. Mereka tidak dilahirkan dari keluarga yang berada jadi mau tidak mau, suka tidak suka mereka harus berehenti sekolah dan beralih kerja untuk membantu orang tuanya. Dan faktor lainnya ; nakal, sehingga pihak sekolah mengeluarkan mereka ataupun ada yang MBA (married by accident). Dan masih banyak faktor-faktor yang lainnya. Ternyata mengajar paket itu lebih susah dibanding dengan mengajar sekolah reguler menurut saya. Karena satu ; kebanyakan mereka memang sudah tidak muda lagi, jadi daya tangkap nya juga sudah berkurang, dua ; adalah males. Tapi ada juga beberapa anak yang memang cepet mengerti dan juga rajin. Nah yang males dan tidak cepet tanggap ini yang susah. Jadi saya harus bersabar mengulang-ngulang materi, pelan-pelan mengajari mereka dan untuk yang males biasanya saya suka kasih cerita orang-orang sukses agar mereka terpacu dan termotivasi seperti orang-orang sukses yang saya ceritakan itu. Awalnya anak-anak yang males ini suka bertanya “Ms kenapa sih harus belajar bahasa Inggris”? “kita kan orang Indonesia, cinta Indonesia dong”. nah tugas saya harus merubah pola pikir mereka yang seperti ini. Saya jelasin bla bla bla bla belajar bahasa Inggris itu penting and so. Awalnya mereka tidak bisa langsung menerima dan mereka butuh waktu untuk memahami semua itu. Dan tugas pendidik ya adalah mendidik baik dengan pola pikir yang positif dan juga dengan sikap tapi juga harus diimbangi dengan kesabaran. Label: Tugas |
Navigations! Let's Talk! Followers! message?
The Credits! |