Monologku Padanya
3/22/2011 @ 9:56 PM | 1 Comment [s]
Aku adalah seorang wanita yang sedang menunggu, menunggu dengan bodoh karena tak tau apa yang ditunggu. Sebenarnya menunggu sebuah harapan yang sudah mati. Di sebuah ruang dingin kamarku, aku terus menunggunya, menunggu seseorang yang akan menyapaku dengan senyuman seperti biasanya. Tapi aku tau semua itu harapan semu. Sebuah harapan yang bodoh yang tak akan pernah terwujud. Dia yang selalu menyapaku telah pergi, pergi jauh entah dimana. Hanya Tuhan yang tau! Lalu bagaimana dengan aku? Aku terus menunggunya disini, berharap malam ini dia akan datang walau hanya dalam mimpi. Walau hanya sekedar menyapa ku dengan senyum indahnya. Di sebuah layar terang berukuran 14’ aku mengenalnya. Perkenalan yang sangat singkat tapi meninggalkan kenangan yang mendalam. Aku mengenalnya dari hati, bukan dari sebuah tatapan dan turun ke hati seperti orang-orang kebanyakan. Dia telah mengajarkan ku begitu banyak hal. Hal yang tak pernah aku dapat sebelumnya seumur hidupku. Dia memberiku sebuah cinta suci. Perbuatan cinta yang selalu di berikan. Aku menjadi seperti orang bodoh atau gila tersenyum-senyum sendiri didepan layar, aku mau teriak saat itu! Aku sungguh bahagia seperti seorang putri yang sedang dilamar oleh seorang pangeran. Lantunan puisi indah, ribuan baris puisi yang dia kasih sepertinya tak sebanding dengan apa yang aku rasakan. Oh Tuhan inikah namanya cinta? Jujur aku bilang, itu pengalaman pertama yang aku rasain. Walaupun sebenernya dia bukan yang pertama. Dunia terasa begitu indah dan nyaman, aku baru sadar kenapa penyair-penyair mengagungkan sebuah cinta. Karena cinta memang sebuah hal yang patut dibanggakan, cinta adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan pada manusia. Malam demi malam aku lalui bersamanya di layar, setiap malam adalah jadwal ku untuk bersamanya. Laptop ku menjadi saksi keromantisan dari seseorang yang jauh disana. Harapan demi harapan kita rajut, dia akan menemuiku disini. Begitu bahagia saat aku mendengarnya, tapi itu semua tak berjalan seperti rencana. Aku menunggunya tapi dia tak kunjung datang, aku menantinya tapi dia tetap diam disana. Aku benci dia saat itu! Kebencian yang aku tanamkan bahwa laki-laki hanya bisa berbicara. Selama berhari-hari atau bahkan sebulan aku terus berpikir seperti itu. Aku kecewa, sangat kecewa! Sampai akhirnya aku sadar bahwa ini adalah sebuah kebohongan, kebohongan besar! Aku tak mau lagi menunggunya, aku tau mau lagi menantinya. Aku putus asa! Tapi aku tetap tak bisa berpaling darinya. Semakin aku menghiraukannya, semakin besar pula penantian aku untuknya. Aku jadi gila, gila karnanya. Pada akhirnya aku dapet kabar, aku mau marah padanya. Tapi belum sempat aku memurkakan kemarahanku, aku seperti ditampar dari kejauhan. Dia sakit dan terbaring lemah dirumah sakit. Badanku hancur dan lemas seketika, seperti tak punya kekuatan untuk menopang seonggok daging-daging yang ada di badanku. Aku, aku, aku tak tau apa yang harus aku perbuat. Dia jauh disana! Aku tak bisa berbuat apapun kecuali doa. Ya Tuhan… saat itu doa ku hanya untuknya. Tapi nyatanya Tuhan menentukan lain. Tuhan mengambilnya. DIA mengambil seseorang yang aku cintai. Apa salah aku Tuhan? Apa salahku sampai kau tega mengambil kebahagiaan ku. Aku tak habis pikir! Tak ada lagi seseorang yang selalu membuatku menjadi wanita terberuntung di dunia. Rasanya jiwa ini ikut pergi bersamanya, hampa! Sampai saat ini aku belum bisa menerima kepergiannya. Aku belum bisa terima, kenapa dia pergi begitu cepat. Bagaimana dengan harapan kita? Kamu jahat, kamu jahat! Pada akhirnya kamu hanya meninggalkan sebuah salam perpisahan dimimpi. Di mimpi yang kamu tersenyum padaku, seperti biasa! Aku sangat bisa merasakannya, merasakan dia bener-bener datang untukku walau hanya di alam mimpi. Kamu menepati janji mu! Kalau aku diberi pilihan, aku lebih baik tak akan bangun dari alam tidurku agar bisa terus bersamanya. Tapi toh nyatanya itu hanyalah sebuah mimpi, aku bangun dari sebuah mimpi salam perpisahan… Label: Tulisan |
Navigations! Let's Talk! Followers! message?
![]() The Credits! |